Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan Rumah Pompa Tambakromo yang ada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah segera beroperasi kembali, terutama untuk memenuhi kebutuhan air sawah tadah hujan yang mengalami kekeringan panjang dalam satu tahun terakhir.

"Karena itu, demi membela rakyat dan petani Pati kita tidak perlu ragu-ragu untuk segera menyampaikan apa-apa saja yang menjadi kebutuhan," ujar Wamentan dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Wamentan mengaku telah melakukan kunjungan kerja di Jawa Tengah, Jumat (2/8). Ia melihat langsung kondisi rumah pompa tersebut. Bagi Wamentan, dibukanya Rumah Pompa Tambakromo merupakan kabar baik bagi geliat produksi pertanian padi di Pati. Apalagi, kata dia, kekeringan yang terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.

Menurut dia, pengelolaan rumah pompa nantinya akan dilakukan bersama pimpinan daerah setempat.

"Segera dibuat rencana anggaran biaya agar pompa air di Tambakromo bisa berfungsi dan dimanfaatkan secara maksimal sehingga mampu mengairi areal sawah 1.000 hektare yang ada di lokasi pompa," katanya.

Rumah pompa di Tambakromo dibangun pada tahun 1989 dan mulai beroperasi tahun 1992. Namun, operasional rumah pompa tersebut berhenti sejak 2018 akibat tingginya biaya operasional.

"Tapi saya berharap agar dimaksimalkan terlebih dahulu pompa yang sudah tersedia. Namun saya minta agar segera dibuatkan rencana anggaran biaya yang sederhana saja agar pompa air ini dapat berfungsi dan mengairi lahan sawah," katanya.

Wamentan berharap, rumah pompa tersebut menjadi pendukung utama terhadap tingginya produksi dan kesejahteraan petani. Menurut Wamentan, program pompanisasi yang dijalankan saat ini terbukti mampu memberi dampak positif terhadap peningkatan produksi.

Ia menyebutkan, saat ini Kementerian Pertanian telah membentuk satgas pompa yang melibatkan 1.500 pegawai termasuk pejabat bertanggung jawab terkait pengadaan pompa dan perluasan areal tanam yang akan menangani 7.000 kecamatan.

Satgas pompa yang dibentuk bertanggung jawab untuk memastikan pompanya ada, sampai di lokasi dan berfungsi dengan baik untuk meningkatkan indeks pertanaman 1.000 hektare menjadi 2.000 bahkan 3.000 hektare.

"Satgas ini untuk meningkatkan indeks pertanamannya dalam setahun yang tadinya sekali menjadi dua kali dan dua kali menjadi tiga kali, jadi perluasan areal tanaman kita yang tadinya 1.000 hektar bertambah menjadi 2.000 hektar atau 3.000 hektar," katanya.

Baca juga: NTB mulai alami kekeringan
Baca juga: Kementan alokasikan ribuan pompa air untuk lahan kering di wilayah NTB

Sementara itu, Wamentan menambahkan bahwa upaya mendukung pengairan untuk areal sawah tidak hanya melalui program pompanisasi, tapi juga dilakukan kerja sama antarinstansi sehingga menjadi target bersama ke depannya.

"Kami harapkan bagaimana panen cukup bagi seluruh rakyat kita, tanpa impor maka syaratnya panen harus banyak, soal pupuk sudah cukup dengan ketersediaan 9,5 juta ton, selain itu bibit juga sudah tersedia, tinggal bagaimana memanfaatkan lahan dan mengoptimalkan indeks pertanamannya," kata Wamentan.
 


 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024