Mataram (ANTARA) - Kementerian Pertanian RI akan mengalokasikan ribuan pompa air untuk mengairi lahan kering dan tadah hujan di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai upaya meningkatkan produktifitas pertanian demi ketahanan pangan di Indonesia.
"Jadi lahan-lahan kering dan tadah hujan ini akan diberi pompanisasi. Jumlahnya ribuan pompa untuk NTB," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Nusa Tenggara Barat (NTB), M Taufik Hidayat di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan rencana pemberian ribuan pompa air ini sudah dikoordinasikan ke pemerintah di 10 kabupaten dan kota di NTB. Selain Kementerian Pertanian program ini juga melibatkan sejumlah unsur, di antaranya TNI, Kementerian PUPR melalui BWS.
"Saat ini kita sedang verifikasi kelompok tani, karena jumlah pompa yang akan diberikan ada ribuan untuk NTB. Satu pompa air untuk 10 hektar lahan pertanian, khususnya di lahan kering dan tadah hujan," ujarnya.
Baca juga: Warga NTB waspada kebakaran dan kekeringan di musim kemarau
Taufik menyatakan pemberian pompa air oleh Kementerian Pertanian RI sebagai langkah penting dalam menghadapi dampak fenomena perubahan iklim, khususnya El Nino melalui program penerapan pompanisasi air, sehingga lahan yang tadinya kering dan tadah hujan bisa dialiri air dan produksi pertanian, khususnya padi menjadi bertambah.
"Jadi pompanisasi air ini untuk lahan kering dan tadah hujan, misalnya yang tadinya panen satu kali bisa bertambah menjadi dua kali, begitu juga seterusnya," terang Taufik.
Menurut dia, jika tahap verifikasi telah rampung maka diharapkan pada bulan April 2024 bantuan ribuan pompa air ini dikirim ke para petani.
"Yang jelas mesin pompa sudah ada, makanya harapan kita April sudah diberikan, karena bulan itu sudah masuk musim tanam ke dua (MT2)," katanya.
Baca juga: NTB salurkan bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menargetkan produksi padi tahun 2024 sebesar 1,4 juta ton, naik dari target produksi padi tahun 2023 sebesar 1,3 juta ton. Secara detail, target produksi padi NTB tahun 2024 ini 1.424.610 ton.
Diketahui Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan optimistis terhadap peningkatan produksi padi di Indonesia melalui penerapan pompanisasi air, sebagai langkah penting dalam menghadapi dampak fenomena perubahan iklim, khususnya El Nino.
Kementerian Pertanian menggalakkan program pompanisasi sungai untuk 1 juta hektare di 500 ribu hektare lahan wilayah Pulai Jawa, dan 500 ribu hektare lahan di luar Pulau Jawa.
Untuk memenuhi target tersebut, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan TNI, PUPR, BNBP dan Unhan untuk mempersiapkan bendungan dan struktur irigasi pertanian untuk program pompanisasi.
Baca juga: BMKG mengimbau warga NTB waspada kekeringan meteorologis
Baca juga: NTB mendistribusikan 165 ribu liter air untuk warga terdampak kekeringan
"Jadi lahan-lahan kering dan tadah hujan ini akan diberi pompanisasi. Jumlahnya ribuan pompa untuk NTB," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Nusa Tenggara Barat (NTB), M Taufik Hidayat di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan rencana pemberian ribuan pompa air ini sudah dikoordinasikan ke pemerintah di 10 kabupaten dan kota di NTB. Selain Kementerian Pertanian program ini juga melibatkan sejumlah unsur, di antaranya TNI, Kementerian PUPR melalui BWS.
"Saat ini kita sedang verifikasi kelompok tani, karena jumlah pompa yang akan diberikan ada ribuan untuk NTB. Satu pompa air untuk 10 hektar lahan pertanian, khususnya di lahan kering dan tadah hujan," ujarnya.
Baca juga: Warga NTB waspada kebakaran dan kekeringan di musim kemarau
Taufik menyatakan pemberian pompa air oleh Kementerian Pertanian RI sebagai langkah penting dalam menghadapi dampak fenomena perubahan iklim, khususnya El Nino melalui program penerapan pompanisasi air, sehingga lahan yang tadinya kering dan tadah hujan bisa dialiri air dan produksi pertanian, khususnya padi menjadi bertambah.
"Jadi pompanisasi air ini untuk lahan kering dan tadah hujan, misalnya yang tadinya panen satu kali bisa bertambah menjadi dua kali, begitu juga seterusnya," terang Taufik.
Menurut dia, jika tahap verifikasi telah rampung maka diharapkan pada bulan April 2024 bantuan ribuan pompa air ini dikirim ke para petani.
"Yang jelas mesin pompa sudah ada, makanya harapan kita April sudah diberikan, karena bulan itu sudah masuk musim tanam ke dua (MT2)," katanya.
Baca juga: NTB salurkan bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menargetkan produksi padi tahun 2024 sebesar 1,4 juta ton, naik dari target produksi padi tahun 2023 sebesar 1,3 juta ton. Secara detail, target produksi padi NTB tahun 2024 ini 1.424.610 ton.
Diketahui Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan optimistis terhadap peningkatan produksi padi di Indonesia melalui penerapan pompanisasi air, sebagai langkah penting dalam menghadapi dampak fenomena perubahan iklim, khususnya El Nino.
Kementerian Pertanian menggalakkan program pompanisasi sungai untuk 1 juta hektare di 500 ribu hektare lahan wilayah Pulai Jawa, dan 500 ribu hektare lahan di luar Pulau Jawa.
Untuk memenuhi target tersebut, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan TNI, PUPR, BNBP dan Unhan untuk mempersiapkan bendungan dan struktur irigasi pertanian untuk program pompanisasi.
Baca juga: BMKG mengimbau warga NTB waspada kekeringan meteorologis
Baca juga: NTB mendistribusikan 165 ribu liter air untuk warga terdampak kekeringan