Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada pada kebakaran dan kekeringan, karena musim kemarau belum selesai di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Tetap waspada, musim kemarau belum selesai di NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Angga Permana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Pada dasarian II Oktober 2023 diprakirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas 20 milimeter/dasarian memiliki probabilitas kejadian kurang dari 10 persen yang merata di seluruh wilayah NTB.
"Kecuali di sebagian wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat memiliki probabilitas 10-20 persen," katanya.
Beberapa wilayah perlu menjadi perhatian yang merupakan wilayah dengan peringatan dini, yakni level awas di Kabupaten Dompu di Kecamatan Manggalewa, di Kabupaten Bima di Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu, Palibelo, Soromandi, Wawo.
Kemudian di Kota Bima di Kecamatan Asakota dan Kecamatan Raba, Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Sekotong, Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun, Kecamatan Suela.
Selain itu di Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Bayan dan Gangga, Sumbawa di Kecamatan Lape, Moyo Utara, Moyohilir, Moyohulu, Plampang, Sumbawa, Unter Iwes. Di Sumbawa Barat di Kecamatan Poto Tano.
Selain itu beberapa wilayah masuk level siaga di Kabupaten Dompu, Sumbawa, Lombok Timur. Sedangkan level waspada di Kabupaten Dompu, Sumbawa, Kota Bima, Lombok Timur dan Lombok Tengah.
Pada periode puncak musim kemarau tahun ini, masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau," katanya.*
"Tetap waspada, musim kemarau belum selesai di NTB," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Angga Permana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu.
Pada dasarian II Oktober 2023 diprakirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas 20 milimeter/dasarian memiliki probabilitas kejadian kurang dari 10 persen yang merata di seluruh wilayah NTB.
"Kecuali di sebagian wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat memiliki probabilitas 10-20 persen," katanya.
Beberapa wilayah perlu menjadi perhatian yang merupakan wilayah dengan peringatan dini, yakni level awas di Kabupaten Dompu di Kecamatan Manggalewa, di Kabupaten Bima di Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu, Palibelo, Soromandi, Wawo.
Kemudian di Kota Bima di Kecamatan Asakota dan Kecamatan Raba, Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Sekotong, Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sembalun, Kecamatan Suela.
Selain itu di Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Bayan dan Gangga, Sumbawa di Kecamatan Lape, Moyo Utara, Moyohilir, Moyohulu, Plampang, Sumbawa, Unter Iwes. Di Sumbawa Barat di Kecamatan Poto Tano.
Selain itu beberapa wilayah masuk level siaga di Kabupaten Dompu, Sumbawa, Lombok Timur. Sedangkan level waspada di Kabupaten Dompu, Sumbawa, Kota Bima, Lombok Timur dan Lombok Tengah.
Pada periode puncak musim kemarau tahun ini, masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau," katanya.*