Kekeringan di Bima meluas, 1.372 jiwa alami krisis air bersih

id Bencana Kekeringan, Musim Kemarau, Kabupaten Bima, BPBD Kabupaten Bima

Kekeringan di Bima meluas, 1.372 jiwa alami krisis air bersih

Warga antre mengambil air bersih dari tangki BPBD Kabupaten Bima di Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, Kamis (16/10/2025). ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Bima

Bima (ANTARA) - Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) kian meluas dan mulai berdampak serius, di mana sebanyak 1.372 jiwa kini menghadapi krisis air bersih akibat menurunnya debit sumber air dan kerusakan fasilitas penyediaan air.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, H. Isyrah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/10), mengungkapkan berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD, krisis air bersih itu melanda dua kecamatan, yakni Kecamatan Soromandi dan Palibelo, dengan total terdampak mencapai 245 kepala keluarga.

Dikatakannya, untuk membantu warga yang terdampak tersebut Tim Tanggap Bencana Kekeringan telah menyalurkan bantuan 15 ribu liter air bersih, terdiri dari 10 ribu liter untuk warga Dusun Ndano Ndere dan Dusun Rasabou di Desa Bajo, Kecamatan Soromandi, serta 5 ribu liter bagi warga RT 005 Desa Nata, Kecamatan Palibelo.

"Bantuan tersebut disalurkan menggunakan armada tangki air milik BPBD setelah dilakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan," ujarnya.

Baca juga: Waspada!! Sumbawa dan Bima masuk status awas kekeringan

Ia menegaskan, untuk memperlancar proses distribusi, kami berkoordinasi dengan camat, kapolsek, koramil, dan pemerintah desa setempat, sekaligus melakukan pengamatan, pendataan, dan kaji cepat terhadap wilayah yang terdampak kekeringan.

Isyrah membeberkan, kondisi kekeringan di dua wilayah tersebut diperparah oleh kerusakan mesin pompa air yang selama ini menjadi sumber utama pasokan air bersih bagi warga, serta penurunan debit sumber mata air akibat kemarau panjang yang belum berakhir.

"Kami terus melakukan langkah darurat melalui distribusi air bersih dan koordinasi lintas sektor agar kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi," katanya.

Baca juga: BPBD Bima mendistribusikan air daerah terdampak kekeringan

Selain upaya distribusi air bersih, BPBD juga tengah menyiapkan langkah antisipasi jangka menengah, termasuk perbaikan fasilitas air bersih yang rusak dan pemetaan ulang sumber air alternatif di wilayah rawan kekeringan. Pemerintah daerah, kata Isyrah, berkomitmen memastikan warga tetap mendapatkan akses air bersih selama kemarau panjang berlangsung.

Ia mengimbau, masyarakat untuk menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana lain yang dapat muncul akibat perubahan cuaca ekstrem, seperti banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan.

"Kami berharap partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kesiapsiagaan dapat meminimalkan dampak bencana,” tutupnya.

Baca juga: Warga kekurangan air bersih, Polres Bima turun tangan membantu

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.