Jakarta (ANTARA) - Forum Studi Keluarga Madura (Fosgama) Mesir di Kairo bersama Alumni Connect PPI Dunia pada Jumat (2/8) waktu setempat, mengadakan diskusi membahas peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu (3/8), acara yang diinisiasi oleh Fosgama tersebut merupakan upaya untuk mendiskusikan peningkatan kualitas mahasiswa Indonesia di Mesir serta untuk mendorong kontribusi pelajar Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Selain itu, diskusi juga membahas optimalisasi peran mahasiswa Indonesia terhadap situasi di Timur Tengah melalui kajian-kajian di bidang ekonomi, keamanan, dan geopolitk, serta untuk memperluas jaringan mahasiswa Indonesia di Mesir.
Lebih lanjut, diskusi tersebut juga membahas penguatan kualitas pendidikan mahasiswa Indonesia di Mesir melalui penambahan perkuliahan dengan bekerja sama dengan kampus di Indonesia, serta penguatan peran para mahasiswa tersebut agar memberikan kontribusi lebih nyata bagi masyarakat Indonesia.
Acara diskusi tersebut dihadiri oleh Ketua Fosgama Moh Bakar, dan Presidium Alumni Connect PPI Dunia Choirul Anam, serta puluhan anggota Fosgama yang hadir. Dalam kesempatan itu, Ketua Fosgama Moh Bakar mengatakan bahwa saat ini terdapat lebih dari 500 anggota Fosgama yang mengambil studi di Mesir pada berbagai jurusan.
"Fosgama sebagai forum keluarga Madura ingin agar anggotanya bisa berperan lebih dalam pembangunan Madura pada khususnya, serta Indonesia pada umumnya," kata Bakar.
Dalam pertemuan dengan Alumni Connect PPI Dunia tersebut, Bakar menyampaikan harapan agar hubungan kedua organisasi dapat terjalin lebih kuat. Sementara itu, Presidium Alumni Connect PPI Dunia Choirul Anam mendorong agar Fosgama tidak hanya memberi dampak jangka pendek tapi juga jangka panjang.
"Pemuda sebagai bagian bonus demografi harus benar-benar meningkatkan kualitas SDM agar bisa bersaing dengan dunia internasional melalui peningkatan literasi, ide, gagasan, dan inovasi, termasuk kader Fosgama, agar berperan aktif mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Anam.
Fosgama, kata dia, harus bisa meningkatkan kajian dan literasi ilmiah agar mahasiswa Indonesia di Mesir bisa memperkuat kajian-kajian Timur Tengah sehingga memperkaya khazanah keilmuan di bidang studi Islam, ekonomi maupun geopolitik.
Baca juga: Baca juga: Menpora Dito harap Simposium Internasional PPI Dunia 2024 berjalan sukses
Baca juga: Kemenkominfo siapkan fasilitas "sms blast" kampanyekan Pemilu
Dalam kesempatan tersebut, baik Bakar dan Anam sepakat untuk bekerja sama mendorong dan meningkatkan potensi SDM Indonesia di Mesir untuk bisa berkontribusi memanfaatkan bonus demografi dan bersaing di tingkat dunia.
"Karena Mesir memiliki peran besar dalam bidang keilmuan, terutama sejak era Alexandria 331 SM, sudah seharusnya mahasiswa Indonesia di Mesir bisa berkontribusi positif membangun Indonesia yang lebih baik di masa mendatang," jelas dia.
Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu (3/8), acara yang diinisiasi oleh Fosgama tersebut merupakan upaya untuk mendiskusikan peningkatan kualitas mahasiswa Indonesia di Mesir serta untuk mendorong kontribusi pelajar Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Selain itu, diskusi juga membahas optimalisasi peran mahasiswa Indonesia terhadap situasi di Timur Tengah melalui kajian-kajian di bidang ekonomi, keamanan, dan geopolitk, serta untuk memperluas jaringan mahasiswa Indonesia di Mesir.
Lebih lanjut, diskusi tersebut juga membahas penguatan kualitas pendidikan mahasiswa Indonesia di Mesir melalui penambahan perkuliahan dengan bekerja sama dengan kampus di Indonesia, serta penguatan peran para mahasiswa tersebut agar memberikan kontribusi lebih nyata bagi masyarakat Indonesia.
Acara diskusi tersebut dihadiri oleh Ketua Fosgama Moh Bakar, dan Presidium Alumni Connect PPI Dunia Choirul Anam, serta puluhan anggota Fosgama yang hadir. Dalam kesempatan itu, Ketua Fosgama Moh Bakar mengatakan bahwa saat ini terdapat lebih dari 500 anggota Fosgama yang mengambil studi di Mesir pada berbagai jurusan.
"Fosgama sebagai forum keluarga Madura ingin agar anggotanya bisa berperan lebih dalam pembangunan Madura pada khususnya, serta Indonesia pada umumnya," kata Bakar.
Dalam pertemuan dengan Alumni Connect PPI Dunia tersebut, Bakar menyampaikan harapan agar hubungan kedua organisasi dapat terjalin lebih kuat. Sementara itu, Presidium Alumni Connect PPI Dunia Choirul Anam mendorong agar Fosgama tidak hanya memberi dampak jangka pendek tapi juga jangka panjang.
"Pemuda sebagai bagian bonus demografi harus benar-benar meningkatkan kualitas SDM agar bisa bersaing dengan dunia internasional melalui peningkatan literasi, ide, gagasan, dan inovasi, termasuk kader Fosgama, agar berperan aktif mewujudkan Indonesia Emas 2045," kata Anam.
Fosgama, kata dia, harus bisa meningkatkan kajian dan literasi ilmiah agar mahasiswa Indonesia di Mesir bisa memperkuat kajian-kajian Timur Tengah sehingga memperkaya khazanah keilmuan di bidang studi Islam, ekonomi maupun geopolitik.
Baca juga: Baca juga: Menpora Dito harap Simposium Internasional PPI Dunia 2024 berjalan sukses
Baca juga: Kemenkominfo siapkan fasilitas "sms blast" kampanyekan Pemilu
Dalam kesempatan tersebut, baik Bakar dan Anam sepakat untuk bekerja sama mendorong dan meningkatkan potensi SDM Indonesia di Mesir untuk bisa berkontribusi memanfaatkan bonus demografi dan bersaing di tingkat dunia.
"Karena Mesir memiliki peran besar dalam bidang keilmuan, terutama sejak era Alexandria 331 SM, sudah seharusnya mahasiswa Indonesia di Mesir bisa berkontribusi positif membangun Indonesia yang lebih baik di masa mendatang," jelas dia.