Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh meminta aparat keamanan segera menangkap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menganiaya dan membunuh seorang sopir truk di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Rabu (31/7).
"Kami mendesak aparat keamanan untuk segera menangkap dan mengadili para pelaku kekerasan ini,” kata Pangeran dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: KKB bunuh sopor dan truknya warga Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Menurut dia, Polri harus semakin berani menindak para KKB karena apa yang dilakukan telah melampaui batas-batas kemanusiaan, dan setiap tindakan kriminal harus ditindak dengan tegas tanpa pandang bulu.
"Apa yang dilakukan KKB di Papua itu biadab dan keji. Mereka adalah teroris yang terus melakukan aksi teror dan meresahkan masyarakat!” ucapnya.
Polri, kata dia, juga harus memastikan keadaan belasan penumpang truk lainnya yang melarikan diri dari KKB di Yahukimo itu dalam kondisi selamat.
Baca juga: KKB Kodap XVI diduga pelaku penyerangan warga asal Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Di samping itu, ia mengapresiasi upaya Polri-TNI dalam menumpas KKB, sekaligus menekankan pentingnya soliditas dan sinergisitas Polri-TNI dalam menyelesaikan aksi kekerasan KKB.
"Dengan langkah-langkah tegas, penegakan hukum yang adil, dan sinergi antara Polri dan TNI, kita berharap keamanan dan perdamaian di Papua dapat segera terwujud," katanya.
Ia pun menekankan pentingnya pendekatan penegakan hukum dengan sistem peradilan pidana saat menghadapi kekerasan KKB di Papua.
“Karena apa yang dilakukan sudah melanggar HAM dengan menghilang nyawa orang yang tidak bersalah. Jadi tak hanya menyebar teror, mereka juga terus menerus melakukan pelanggaran pidana,” tuturnya.
Namun, dia meminta Pemerintah mengedepankan juga pendekatan sosial dan budaya, terlebih KKB banyak merekrut warga yang di dalamnya termasuk anak-anak muda.
“Tapi pendekatan pembangunan, sosial budaya, dan humanisme perlu dibarengi dengan ketegasan penegakan hukum,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa Pemerintah harus memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat sipil di Papua, termasuk dengan meningkatkan kehadiran aparat keamanan di daerah rawan hingga memberikan bantuan kepada korban kekerasan.
“Kita harus menghormati hak hidup secara aman dan nyaman masyarakat di Papua. Kasihan warga yang tidak bersalah terus menjadi korban kekerasan," tuturnya.
Dia lantas berkata, "Kita tidak bisa membiarkan kekerasan KKB terus hidup berkembang dan merugikan masyarakat sipil serta negara".
Sebelumnya, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan bahwa KKB membunuh seorang sopir dan membakar truknya di Kampung Masi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Rabu (31/7).
Korban meninggal dunia yang mengemudikan truk itu mengangkut 16 orang penumpang untuk mengambil kayu, namun tiba-tiba enam anggota KKB yang membawa satu pucuk senjata api laras panjang menghadang.
"Kami mendesak aparat keamanan untuk segera menangkap dan mengadili para pelaku kekerasan ini,” kata Pangeran dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: KKB bunuh sopor dan truknya warga Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Menurut dia, Polri harus semakin berani menindak para KKB karena apa yang dilakukan telah melampaui batas-batas kemanusiaan, dan setiap tindakan kriminal harus ditindak dengan tegas tanpa pandang bulu.
"Apa yang dilakukan KKB di Papua itu biadab dan keji. Mereka adalah teroris yang terus melakukan aksi teror dan meresahkan masyarakat!” ucapnya.
Polri, kata dia, juga harus memastikan keadaan belasan penumpang truk lainnya yang melarikan diri dari KKB di Yahukimo itu dalam kondisi selamat.
Baca juga: KKB Kodap XVI diduga pelaku penyerangan warga asal Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Di samping itu, ia mengapresiasi upaya Polri-TNI dalam menumpas KKB, sekaligus menekankan pentingnya soliditas dan sinergisitas Polri-TNI dalam menyelesaikan aksi kekerasan KKB.
"Dengan langkah-langkah tegas, penegakan hukum yang adil, dan sinergi antara Polri dan TNI, kita berharap keamanan dan perdamaian di Papua dapat segera terwujud," katanya.
Ia pun menekankan pentingnya pendekatan penegakan hukum dengan sistem peradilan pidana saat menghadapi kekerasan KKB di Papua.
“Karena apa yang dilakukan sudah melanggar HAM dengan menghilang nyawa orang yang tidak bersalah. Jadi tak hanya menyebar teror, mereka juga terus menerus melakukan pelanggaran pidana,” tuturnya.
Namun, dia meminta Pemerintah mengedepankan juga pendekatan sosial dan budaya, terlebih KKB banyak merekrut warga yang di dalamnya termasuk anak-anak muda.
“Tapi pendekatan pembangunan, sosial budaya, dan humanisme perlu dibarengi dengan ketegasan penegakan hukum,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa Pemerintah harus memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat sipil di Papua, termasuk dengan meningkatkan kehadiran aparat keamanan di daerah rawan hingga memberikan bantuan kepada korban kekerasan.
“Kita harus menghormati hak hidup secara aman dan nyaman masyarakat di Papua. Kasihan warga yang tidak bersalah terus menjadi korban kekerasan," tuturnya.
Dia lantas berkata, "Kita tidak bisa membiarkan kekerasan KKB terus hidup berkembang dan merugikan masyarakat sipil serta negara".
Sebelumnya, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan bahwa KKB membunuh seorang sopir dan membakar truknya di Kampung Masi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan pada Rabu (31/7).
Korban meninggal dunia yang mengemudikan truk itu mengangkut 16 orang penumpang untuk mengambil kayu, namun tiba-tiba enam anggota KKB yang membawa satu pucuk senjata api laras panjang menghadang.