Mataram (ANTARA) - Keluarga almarhum Abdul Muzakir (32 th), warga Desa Lendang Nangka, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, meminta perhatian dari pihak perusahaan tempat korban bekerja.
"Harapan dari pihak keluarga dari perusahaan ada sekedar bela sungkawa. Terlebih dia (korban) mengalami kecelakaan tragis saat melaksanakan pekerjaan," kata Kepala Desa Lendang Nangka, Lalu Muhammad Isnaini, ketika dihubungi dari Mataram, Minggu.
Hingga saat ini, kata dia, pihak keluarga korban belum dihubungi oleh pihak perusahaan. Hanya beberapa rekan korban yang kebetulan satu kampung yang sudah sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon genggam.
Baca juga: KKB bunuh sopir dan truknya milik warga Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Menurut Muhammad, korban diketahui bekerja di perusahaan yang mempekerjakan banyak orang sehingga dipastikan memiliki izin dan ada kewajiban mendaftarkan karyawan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Dia (korban) juga kecelakaan kerja, mungkin ada terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan karena ini perusahaan besar pasti punya izin dan mempekerjakan banyak pekerja," ujarnya.
Terkait kematian korban, kata dia, pihak keluarga sudah menerima dengan ikhlas karena sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.
Baca juga: KKB Kodap XVI diduga pelaku penyerangan warga asal Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Meskipun demikian, pihak keluarga sangat berharap perhatian dari pemerintah dan perusahaan. Sebab, almarhum Abdul Muzakir adalah anak paling tua dari tiga bersaudara dan menjadi tulang punggung keluarga.
Almarhum diketahui sudah bekerja di Papua Pegunungan sejak lima tahun lalu. Dia direkrut bersama sejumlah warga Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, untuk bekerja di pengolahan kayu.
"Almarhum masih muda dan belum menikah dan menjadi tulang punggung keluarga karena anak pertama dari pasangan Mushap dan Mahnun. Ayahnya sudah usia lanjut, sekitar 65 tahun, ibunya hanya di rumah, tidak bekerja," ucapnya.
Baca juga: Aparat diminta tangkap KKB yang serang warga Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Muhammad mengatakan sebelum kejadian pembunuhan, Abdul Muzakir sempat berkomunikasi dengan orang tuanya melalui sambungan telepon genggam. Dia menanyakan tentang kondisi kesehatan ayah dan ibu serta dua saudaranya.
"Tapi sekarang, kami bersama keluarga menerima kabar duka dan sekarang sedang fokus mengurus sembilan hari almarhum. Bahkan, orang tuanya tidak bisa melihat anaknya untuk terakhir kali karena langsung dimakamkan di Yahukimo," katanya.
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan KKB membunuh seorang sopir dan membakar truknya di Kampung Masi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Insiden yang terjadi pada Rabu (31/7) itu berawal saat korban Abdul Muzakir (32 th) yang mengemudikan truk hendak mengambil kayu di Kampung Masi, sambil mengangkut 16 orang warga kampung.
"Harapan dari pihak keluarga dari perusahaan ada sekedar bela sungkawa. Terlebih dia (korban) mengalami kecelakaan tragis saat melaksanakan pekerjaan," kata Kepala Desa Lendang Nangka, Lalu Muhammad Isnaini, ketika dihubungi dari Mataram, Minggu.
Hingga saat ini, kata dia, pihak keluarga korban belum dihubungi oleh pihak perusahaan. Hanya beberapa rekan korban yang kebetulan satu kampung yang sudah sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon genggam.
Baca juga: KKB bunuh sopir dan truknya milik warga Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Menurut Muhammad, korban diketahui bekerja di perusahaan yang mempekerjakan banyak orang sehingga dipastikan memiliki izin dan ada kewajiban mendaftarkan karyawan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Dia (korban) juga kecelakaan kerja, mungkin ada terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan karena ini perusahaan besar pasti punya izin dan mempekerjakan banyak pekerja," ujarnya.
Terkait kematian korban, kata dia, pihak keluarga sudah menerima dengan ikhlas karena sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.
Baca juga: KKB Kodap XVI diduga pelaku penyerangan warga asal Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Meskipun demikian, pihak keluarga sangat berharap perhatian dari pemerintah dan perusahaan. Sebab, almarhum Abdul Muzakir adalah anak paling tua dari tiga bersaudara dan menjadi tulang punggung keluarga.
Almarhum diketahui sudah bekerja di Papua Pegunungan sejak lima tahun lalu. Dia direkrut bersama sejumlah warga Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur, untuk bekerja di pengolahan kayu.
"Almarhum masih muda dan belum menikah dan menjadi tulang punggung keluarga karena anak pertama dari pasangan Mushap dan Mahnun. Ayahnya sudah usia lanjut, sekitar 65 tahun, ibunya hanya di rumah, tidak bekerja," ucapnya.
Baca juga: Aparat diminta tangkap KKB yang serang warga Lombok di Dekai Papua Pegunungan
Muhammad mengatakan sebelum kejadian pembunuhan, Abdul Muzakir sempat berkomunikasi dengan orang tuanya melalui sambungan telepon genggam. Dia menanyakan tentang kondisi kesehatan ayah dan ibu serta dua saudaranya.
"Tapi sekarang, kami bersama keluarga menerima kabar duka dan sekarang sedang fokus mengurus sembilan hari almarhum. Bahkan, orang tuanya tidak bisa melihat anaknya untuk terakhir kali karena langsung dimakamkan di Yahukimo," katanya.
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan KKB membunuh seorang sopir dan membakar truknya di Kampung Masi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Insiden yang terjadi pada Rabu (31/7) itu berawal saat korban Abdul Muzakir (32 th) yang mengemudikan truk hendak mengambil kayu di Kampung Masi, sambil mengangkut 16 orang warga kampung.