Laut Bali, (Antaranews NTB) - Atraksi "sailing pass" armada kapal perang TNI AL bersama angkatan laut dari 36 negara , yang digelar di Laut Bali, Rabu, secara resmi menutup kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Atraksi `sailing pass` ini adalah bentuk penghormatan dari para peserta latihan. Dengan dilaksanakannya `sailing pass` ini berarti menandakan selesainya kegiatan (MNEK 2018)," kata Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Timur (Kadispen Armatim) Letkol Laut Suratno kepada wartawan di KRI Makassar 590, Rabu.
Dalam acara penutupan itu, TNI AL sebagai tuan rumah pelaksana kegiatan yang kali ketiganya ini, diwakili oleh Wakil Asisten Operasi KASAL Laksamana Pertama TNI Yusuf yang didampingi Kepala Satgas MNEK 2018 Laksamana Pertama Rachmad Jayadi.
Parade armada kapal perangnya dimulai pada Rabu petang, pukul 15.30 WITA, dan berakhir pada pukul 17.00 WITA. Salam penghormatan sekaligus menjadi tanda penutupan MNEK 2018 tersebut digelar di kawasan perairan Laut Bali, tepatnya di barat laut Pulau Lombok.
Dengan formasi satu barisan, seluruh kapal perang peserta MNEK 2018 yang jumlahnya mencapai 50 lebih, menyampaikan salam penghormatan kepada tim satuan tugas khusus "Human Assistance and Disaster Relief (HADR)" yang tergabung dalam sebuah organisasi penanganan bencana, Multilateral Corporation Center (MCC) di KRI Makassar 950.
"Jadi salam penghormatan di `sailing pass` tadi sekaligus mereka pamit dan melanjutkan rencana operasi masing-masing," ujarnya.
Sebanyak 36 negara yang ikut bergabung dalam latihan nontempur ini di antaranya ada dari Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, Singapura, Filipina, Thailand, Australia, Pakistan, Vietnam, dan Korea Selatan.
Dalam kegiatan ini, TNI AL menerjunkan 35 kapal perang dan sejumlah armada terbang dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), seperti pesawat cassa, helikopter, dan pesawat patroli maritim CN-235.
Dari peserta 36 negara itu, ada sekitar 15 kapal perang dan sejumlah armada terbang ikut dalam latihan bersama tersebut.
Latihan bersama ini meliputi latihan pertahanan udara, penyelamatan, pengendalian kerusakan, komunikasi dan navigasi, pendaratan helikopter, perpindahan personel maupun logistik dari kapal ke helikopter atau sebaliknya.(*)
"Atraksi `sailing pass` ini adalah bentuk penghormatan dari para peserta latihan. Dengan dilaksanakannya `sailing pass` ini berarti menandakan selesainya kegiatan (MNEK 2018)," kata Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Timur (Kadispen Armatim) Letkol Laut Suratno kepada wartawan di KRI Makassar 590, Rabu.
Dalam acara penutupan itu, TNI AL sebagai tuan rumah pelaksana kegiatan yang kali ketiganya ini, diwakili oleh Wakil Asisten Operasi KASAL Laksamana Pertama TNI Yusuf yang didampingi Kepala Satgas MNEK 2018 Laksamana Pertama Rachmad Jayadi.
Parade armada kapal perangnya dimulai pada Rabu petang, pukul 15.30 WITA, dan berakhir pada pukul 17.00 WITA. Salam penghormatan sekaligus menjadi tanda penutupan MNEK 2018 tersebut digelar di kawasan perairan Laut Bali, tepatnya di barat laut Pulau Lombok.
Dengan formasi satu barisan, seluruh kapal perang peserta MNEK 2018 yang jumlahnya mencapai 50 lebih, menyampaikan salam penghormatan kepada tim satuan tugas khusus "Human Assistance and Disaster Relief (HADR)" yang tergabung dalam sebuah organisasi penanganan bencana, Multilateral Corporation Center (MCC) di KRI Makassar 950.
"Jadi salam penghormatan di `sailing pass` tadi sekaligus mereka pamit dan melanjutkan rencana operasi masing-masing," ujarnya.
Sebanyak 36 negara yang ikut bergabung dalam latihan nontempur ini di antaranya ada dari Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Malaysia, Bangladesh, Sri Lanka, Singapura, Filipina, Thailand, Australia, Pakistan, Vietnam, dan Korea Selatan.
Dalam kegiatan ini, TNI AL menerjunkan 35 kapal perang dan sejumlah armada terbang dari Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), seperti pesawat cassa, helikopter, dan pesawat patroli maritim CN-235.
Dari peserta 36 negara itu, ada sekitar 15 kapal perang dan sejumlah armada terbang ikut dalam latihan bersama tersebut.
Latihan bersama ini meliputi latihan pertahanan udara, penyelamatan, pengendalian kerusakan, komunikasi dan navigasi, pendaratan helikopter, perpindahan personel maupun logistik dari kapal ke helikopter atau sebaliknya.(*)