Mataram (Antaranews NTB) - Asosiasi Hotel Mataram di Nusa Tenggara Barat mulai meningkatkan keamanan pascateror bom di sejumlah wilayah di Surabaya, Jawa Timur.

"Asosiasi Hotel Mataram (AHM) sudah berkoordinasi untuk meningkatkan keamanan di hotel masing masing," kata Ketua AHM Ernanda Agung Dewobroto di Mataram, Senin.

Ia mengatakan, pascakejadian bom Surabaya, hingga saat ini okupansi (tingkat hunian) hotel-hotel di Mataram belum terpengaruh karena kebanyakan wisatawan yang datang adalah lokal dan menjelang bulan puasa.

"Sampai sekarang belum berpengaruh, apalagi jelang bulan puasa biasanya ada penurunan tingkat hunian hotel," ujarnya.

Terkait koordinasi dengan kepolisian untuk penjagaan hotel, Ernanda mengatakan hingga kini belum ada karena polisi juga masih disibukkan dengan penanganan teror tersebut.

"Kita tentu mengutuk aksi itu. Apalagi kita lihat polisi masih bekerja mengatasi teror bom. Namun kami tetap akan membantu polisi jika ada hal yang perlu dikoordinasikan," ucap Ernanda.

Disinggung dampak teror bom tersebut, ia mengaku pasti ada kekhawatiran karena akan mengganggu, terlebih lagi sejumlah negara telah mengeluarkan "travel advice" ke Indonesia.

"Pasti kita khawatir dengan kondisi tersebut karena akan mengganggu, apalagi ada lima negara sudah mengeluarkan `travel advice` yang akan berpengaruh terhadap pariwisata," katanya.

Kendati demikian, lanjutnya, yang paling penting bisa memberikan rasa aman di hotel-hotel, termasuk berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia Hotel General Manager (IHGM) untuk mengambil langkah lebih lanjut pascateror bom di Surabaya. (*)

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Nur Imansyah
Copyright © ANTARA 2024