Buleleng, Bali (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan telah mengupayakan agar kunjungan wisatawan dapat merata di wilayah Bali secara menyeluruh, sehingga tidak hanya terpusat di Bali Selatan.
Upaya yang dilakukan salah satunya melalui tur media di kawasan Bali Utara untuk memperkenalkan potensi wisata yang menarik.
Selain itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf I Gusti Dewi Ayu Hendriyani mengungkapkan, Deputi Pemasaran Kemenparekraf juga sudah mengagas program kolaborasi paket tur 3B yang meliputi Banyuwangi, Buleleng, dan Bali Barat.
"Kedeputian Pemasaran sudah menggagas yang namanya program kolaborasi paket tur 3B yang tadi disampaikan Banyuwangi, Buleleng, dan Bali Barat untuk membuat paket wisata karena bisa memperpendek jarak tempuh," ujar Dewi.
Dari Buleleng, wisatawan lantas bisa melanjutkan perjalanan ke kawasan Bali Barat yakni Jembrana. Sementara dari sisi aksesibilitas, pihaknya akan berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain yang berkaitan dengan aksesibilitas jalan.
Lebih jauh, Dewi menuturkan pihaknya senantiasa mendukung pemerataan kunjungan wisata di Bali Utara lewat publikasi nonmedia. Kemenparekraf akan berkomitmen mendorong wisata yang mengedepankan aspek berkualitas dan berkelanjutan lewat program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tidak ingin terjadi "overtourism" atau pariwisata berlebih di Bali Selatan, sehingga perlu untuk mengantisipasi agar kejadian protes yang terjadi di Barcelona tidak terjadi di Bali Selatan.
Baca juga: Kemenparekraf : Sejumlah maskapai hadirkan rute penerbangan internasional ke Indonesia
Baca juga: Menparekraf mengungkap beberapa kiat para santri berdaya saing
Sandiaga dalam Konferensi THINC Indonesia di Kabupaten Badung, Rabu (7/8), mengatakan saat ini Bali Selatan atau Kabupaten Badung sudah mendekati pariwisata berlebih, sehingga perlu dilakukan pemerataan.
“Naik 10 persen lagi sudah sepenuhnya pariwisata berlebih, jangan sampai terjadi seperti di Barcelona di mana turis malah menjadi musuh bersama, kita ingin tetap kondusif,” kata dia pula.
Upaya yang dilakukan salah satunya melalui tur media di kawasan Bali Utara untuk memperkenalkan potensi wisata yang menarik.
Selain itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf I Gusti Dewi Ayu Hendriyani mengungkapkan, Deputi Pemasaran Kemenparekraf juga sudah mengagas program kolaborasi paket tur 3B yang meliputi Banyuwangi, Buleleng, dan Bali Barat.
"Kedeputian Pemasaran sudah menggagas yang namanya program kolaborasi paket tur 3B yang tadi disampaikan Banyuwangi, Buleleng, dan Bali Barat untuk membuat paket wisata karena bisa memperpendek jarak tempuh," ujar Dewi.
Dari Buleleng, wisatawan lantas bisa melanjutkan perjalanan ke kawasan Bali Barat yakni Jembrana. Sementara dari sisi aksesibilitas, pihaknya akan berkolaborasi dengan kementerian/lembaga lain yang berkaitan dengan aksesibilitas jalan.
Lebih jauh, Dewi menuturkan pihaknya senantiasa mendukung pemerataan kunjungan wisata di Bali Utara lewat publikasi nonmedia. Kemenparekraf akan berkomitmen mendorong wisata yang mengedepankan aspek berkualitas dan berkelanjutan lewat program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tidak ingin terjadi "overtourism" atau pariwisata berlebih di Bali Selatan, sehingga perlu untuk mengantisipasi agar kejadian protes yang terjadi di Barcelona tidak terjadi di Bali Selatan.
Baca juga: Kemenparekraf : Sejumlah maskapai hadirkan rute penerbangan internasional ke Indonesia
Baca juga: Menparekraf mengungkap beberapa kiat para santri berdaya saing
Sandiaga dalam Konferensi THINC Indonesia di Kabupaten Badung, Rabu (7/8), mengatakan saat ini Bali Selatan atau Kabupaten Badung sudah mendekati pariwisata berlebih, sehingga perlu dilakukan pemerataan.
“Naik 10 persen lagi sudah sepenuhnya pariwisata berlebih, jangan sampai terjadi seperti di Barcelona di mana turis malah menjadi musuh bersama, kita ingin tetap kondusif,” kata dia pula.