Lombok Utara, NTB (ANTARA) - Jumlah arus kunjungan wisatawan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Gili Tramena (Trawangan, Air dan Meno) di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengalami lonjakan signifikan.
Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan mengakui saat ini arus wisatawan ke tiga gili sedang ramai (high season), meski tidak seramai tahun 2023 di bulan yang sama.
"Untuk tingkat kunjungan kalau kita bandingkan dengan tahun lalu di tiga gili itu sebetulnya terjadi penurunan, sekitar 1.000 sehari. Tahun lalu di Juli saja sudah di atas 3.500. Kalau di Agustus itu 4.000. Tahun ini 2.500-3.000 maksimal per hari di Juli, kalau Agustus 3.100, artinya belum pecah telur sampai 3.500 seperti tahun lalu di bulan yang sama, meski ini masuk high season," ujarnya saat dihubungi melalui telepon di Gili Trawangan, Sabtu.
Baca juga: Pertamina International Shipping kibarkan Merah Putih di bawah laut Gili Tramena
Ia menyebutkan wisatawan menuju tiga Gili ini rata-rata adalah wisatawan mancanegara yang datang dari Bali menggunakan fast boat atau kapal cepat. Sedangkan, untuk wisatawan domestik/nusantara biasanya masuk melalui Pelabuhan Bangsal dan sekitarnya.
Tingginya wisatawan ini sudah pasti berimplikasi kepada naiknya okupansi hotel di wilayah itu. Saat ini okupansinya mencapai 95 persen. Namun, meski kunjungan tinggi belum dibarengi dengan lama tinggal wisatawan.
"Ini menjadi PR kita bersama agar lama tinggal ini bisa benar-benar lama. Tidak hanya tiga gili, tetapi juga di destinasi lain di NTB, sehingga perlu dipikirkan bersama, apakah ini bisa terlaksana tinggal bagaimana kita mengemas dan memiliki visi misi yang sama terkait itu, karena sayang ini sudah di depan mata tapi belum maksimal di garap," ujarnya pula.
Menurutnya, meski kunjungan wisatawan tinggi, ia berharap ada perbaikan database kunjungan tersebut. Karena persoalan ini sering menjadi kendala terkait data yang disajikan masih secara global. Belum ada database secara komprehensif.
"Data ini tidak hanya dibutuhkan oleh industri tetapi oleh semua pihak. Kita perlu data by name by entry dengan masing-masing tujuan. Kalau sudah data by sistem jadi jelas pergerakan tamu, kita tahu. Memang ini tidak mudah tapi ini bukan hal yang mustahil untuk bisa wujudkan. Kalau ini by sistem bisa mengurangi kesalahan," kata Kusnawan lagi.
Selain data yang perlu dibenahi adalah sarana prasarana untuk kenyamanan tamu. Sebab bukan menjadi suatu rahasia bahwa masih ada kendala khususnya di penyeberangan di masa-masa high season. Tidak hanya itu, keamanan dan kenyamanan tamu juga perlu menjadi perhatian.
Terlepas dari itu, dirinya berharap keindahan dan pesona tiga Gili bisa tetap terjaga, sehingga menjadikan kawasan ini tetap sebagai salah satu destinasi unggulan di NTB dan Indonesia.
Baca juga: Pemprov NTB atensi persoalan krisis air di KSPN Gili Tramena
Ketua Koperasi Karya Bahari (KKB) Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara Sabarudin mengakui bahwa saat ini bulan-bulan ramai arus kedatangan wisatawan di tiga Gili.
Berdasarkan data tiga bulan terakhir, untuk jumlah penumpang ke Trawangan di Juni itu rata-rata per hari 800-1.000 orang lebih dengan total penumpang selama 1 bulan mencapai 27.287 orang. Sedangkan ke Gili Air rata-rata per hari 350-500 orang dengan total 13.475 penumpang. Sementara di Gili Meno rata-rata per hari 70-100 orang dengan total 1.875 orang penumpang.
Untuk bulan Juli jumlah penumpang ke Gili Trawangan rata-rata per hari dari 800-1.300 orang, total selama 1 bulan mencapai 33.289 orang. Sedangkan Gili Air rata-rata 300-500 orang, total sebulan 14 ribu orang. Sementara Gili Meno rata-rata 35-70 orang total 1.855 orang sebulan.
Kemudian data sementara dari tanggal 1-14 Agustus untuk tujuan Gili Trawangan jumlah penumpang rata-rata dari 1.000-1.500 orang dengan total mencapai 17.783 orang penumpang. Sedangkan Gili Air rata-rata 300-500 orang lebih dengan total 6.510 orang penumpang. Sementara untuk Gili Meno rata-rata per hari hanya 35 orang total 490 orang penumpang.
"Kalau kita rata-rata penumpang itu ada ratusan terbanyak dari wisatawan domestik kalau dari Bangsal. Kalau mancanegara itu langsung dari Bali. Jadi kalau bicara ramai sejak bulan Juli dan sampai Agustus ini," katanya pula.
Baca juga: Kemenparekraf diminta cari solusi krisis air di KSPN Tramena Lombok NTB
Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan mengakui saat ini arus wisatawan ke tiga gili sedang ramai (high season), meski tidak seramai tahun 2023 di bulan yang sama.
"Untuk tingkat kunjungan kalau kita bandingkan dengan tahun lalu di tiga gili itu sebetulnya terjadi penurunan, sekitar 1.000 sehari. Tahun lalu di Juli saja sudah di atas 3.500. Kalau di Agustus itu 4.000. Tahun ini 2.500-3.000 maksimal per hari di Juli, kalau Agustus 3.100, artinya belum pecah telur sampai 3.500 seperti tahun lalu di bulan yang sama, meski ini masuk high season," ujarnya saat dihubungi melalui telepon di Gili Trawangan, Sabtu.
Baca juga: Pertamina International Shipping kibarkan Merah Putih di bawah laut Gili Tramena
Ia menyebutkan wisatawan menuju tiga Gili ini rata-rata adalah wisatawan mancanegara yang datang dari Bali menggunakan fast boat atau kapal cepat. Sedangkan, untuk wisatawan domestik/nusantara biasanya masuk melalui Pelabuhan Bangsal dan sekitarnya.
Tingginya wisatawan ini sudah pasti berimplikasi kepada naiknya okupansi hotel di wilayah itu. Saat ini okupansinya mencapai 95 persen. Namun, meski kunjungan tinggi belum dibarengi dengan lama tinggal wisatawan.
"Ini menjadi PR kita bersama agar lama tinggal ini bisa benar-benar lama. Tidak hanya tiga gili, tetapi juga di destinasi lain di NTB, sehingga perlu dipikirkan bersama, apakah ini bisa terlaksana tinggal bagaimana kita mengemas dan memiliki visi misi yang sama terkait itu, karena sayang ini sudah di depan mata tapi belum maksimal di garap," ujarnya pula.
Menurutnya, meski kunjungan wisatawan tinggi, ia berharap ada perbaikan database kunjungan tersebut. Karena persoalan ini sering menjadi kendala terkait data yang disajikan masih secara global. Belum ada database secara komprehensif.
"Data ini tidak hanya dibutuhkan oleh industri tetapi oleh semua pihak. Kita perlu data by name by entry dengan masing-masing tujuan. Kalau sudah data by sistem jadi jelas pergerakan tamu, kita tahu. Memang ini tidak mudah tapi ini bukan hal yang mustahil untuk bisa wujudkan. Kalau ini by sistem bisa mengurangi kesalahan," kata Kusnawan lagi.
Selain data yang perlu dibenahi adalah sarana prasarana untuk kenyamanan tamu. Sebab bukan menjadi suatu rahasia bahwa masih ada kendala khususnya di penyeberangan di masa-masa high season. Tidak hanya itu, keamanan dan kenyamanan tamu juga perlu menjadi perhatian.
Terlepas dari itu, dirinya berharap keindahan dan pesona tiga Gili bisa tetap terjaga, sehingga menjadikan kawasan ini tetap sebagai salah satu destinasi unggulan di NTB dan Indonesia.
Baca juga: Pemprov NTB atensi persoalan krisis air di KSPN Gili Tramena
Ketua Koperasi Karya Bahari (KKB) Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara Sabarudin mengakui bahwa saat ini bulan-bulan ramai arus kedatangan wisatawan di tiga Gili.
Berdasarkan data tiga bulan terakhir, untuk jumlah penumpang ke Trawangan di Juni itu rata-rata per hari 800-1.000 orang lebih dengan total penumpang selama 1 bulan mencapai 27.287 orang. Sedangkan ke Gili Air rata-rata per hari 350-500 orang dengan total 13.475 penumpang. Sementara di Gili Meno rata-rata per hari 70-100 orang dengan total 1.875 orang penumpang.
Untuk bulan Juli jumlah penumpang ke Gili Trawangan rata-rata per hari dari 800-1.300 orang, total selama 1 bulan mencapai 33.289 orang. Sedangkan Gili Air rata-rata 300-500 orang, total sebulan 14 ribu orang. Sementara Gili Meno rata-rata 35-70 orang total 1.855 orang sebulan.
Kemudian data sementara dari tanggal 1-14 Agustus untuk tujuan Gili Trawangan jumlah penumpang rata-rata dari 1.000-1.500 orang dengan total mencapai 17.783 orang penumpang. Sedangkan Gili Air rata-rata 300-500 orang lebih dengan total 6.510 orang penumpang. Sementara untuk Gili Meno rata-rata per hari hanya 35 orang total 490 orang penumpang.
"Kalau kita rata-rata penumpang itu ada ratusan terbanyak dari wisatawan domestik kalau dari Bangsal. Kalau mancanegara itu langsung dari Bali. Jadi kalau bicara ramai sejak bulan Juli dan sampai Agustus ini," katanya pula.
Baca juga: Kemenparekraf diminta cari solusi krisis air di KSPN Tramena Lombok NTB