Mataram (Antaranews NTB) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat mengembangkan klaster padi organik di Kabupaten Lombok Tengah sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.
Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Achris Sarwani, mengatakan pengembangan padi organik tersebut dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, dan PT Bank NTB, serta kelompok tani binaan.
"Semua yang terlibat dalam program tersebut sudah menandatangani perjanjian kerja sama di Lombok Tengah, beberapa waktu lalu," katanya.
Kantor Perwakilan BI NTB, kata Achris, memberikan perhatian terhadap sektor pertanian. Pasalnya, NTB merupakan provinsi agraris, di mana lebih dari 21 persen perekonomian daerah disumbang oleh sektor pertanian, khususnya tanaman padi.
Sektor pertanian juga turut memberikan andil dalam menjaga stabilitas harga barang, mengingat inflasi di NTB, masih dominan disumbang oleh kelompok bahan makanan, khususnya beras.?
Ia juga menambahkan NTB sebagai provinsi yang dikenal sebagai lumbung padi nasional, berpeluang besar untuk mengembangkan usaha pertanian. Hal ini turut mendukung program swasembada pangan yang bertujuan untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perorangan secara berkelanjutan.
"Besarnya potensi pertanian tersebut yang mendorong BI turut mengambil bagian dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian, melalui pengembangan klaster padi organik," ujarnya.
Menurut dia, klaster padi yang dikembangan melalui demplot seluas satu hektare diarahkan untuk menggunakan metode total organik dalam penanamannya. Adapun lokasi demplot di Desa Muncan, Kecamatan Kopang.
Melalui pengembangan padi organik tersebut diharapkakan petani dapat lebih mandiri dengan tidak selalu bergantung pada pupuk bersubsidi.?
"Pengembangan padi organik diyakini memiliki biaya produksi yang lebih rendah karena dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya," kata Achris yang berharap agar klaster padi tersebut dapat menjadi percontohan kepada kelompok lainnya.
Wakil Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, sangat mendukung upaya Bank Indonesia meningkatkan produktivitas sektor pertanian, karena sektor tersebut juga menjadi penopang utama perekonomian daerahnya.
"Saya juga meyakini bahwa sektor pertanian akan mendukung pengembangan sektor pariwisata Lombok Tengah, yang sedang berkembang pesat melalui Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika," katanya. (*)
Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Achris Sarwani, mengatakan pengembangan padi organik tersebut dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, dan PT Bank NTB, serta kelompok tani binaan.
"Semua yang terlibat dalam program tersebut sudah menandatangani perjanjian kerja sama di Lombok Tengah, beberapa waktu lalu," katanya.
Kantor Perwakilan BI NTB, kata Achris, memberikan perhatian terhadap sektor pertanian. Pasalnya, NTB merupakan provinsi agraris, di mana lebih dari 21 persen perekonomian daerah disumbang oleh sektor pertanian, khususnya tanaman padi.
Sektor pertanian juga turut memberikan andil dalam menjaga stabilitas harga barang, mengingat inflasi di NTB, masih dominan disumbang oleh kelompok bahan makanan, khususnya beras.?
Ia juga menambahkan NTB sebagai provinsi yang dikenal sebagai lumbung padi nasional, berpeluang besar untuk mengembangkan usaha pertanian. Hal ini turut mendukung program swasembada pangan yang bertujuan untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perorangan secara berkelanjutan.
"Besarnya potensi pertanian tersebut yang mendorong BI turut mengambil bagian dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian, melalui pengembangan klaster padi organik," ujarnya.
Menurut dia, klaster padi yang dikembangan melalui demplot seluas satu hektare diarahkan untuk menggunakan metode total organik dalam penanamannya. Adapun lokasi demplot di Desa Muncan, Kecamatan Kopang.
Melalui pengembangan padi organik tersebut diharapkakan petani dapat lebih mandiri dengan tidak selalu bergantung pada pupuk bersubsidi.?
"Pengembangan padi organik diyakini memiliki biaya produksi yang lebih rendah karena dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya," kata Achris yang berharap agar klaster padi tersebut dapat menjadi percontohan kepada kelompok lainnya.
Wakil Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, sangat mendukung upaya Bank Indonesia meningkatkan produktivitas sektor pertanian, karena sektor tersebut juga menjadi penopang utama perekonomian daerahnya.
"Saya juga meyakini bahwa sektor pertanian akan mendukung pengembangan sektor pariwisata Lombok Tengah, yang sedang berkembang pesat melalui Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika," katanya. (*)