Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengapresiasi Kementerian Sosial (Kemensos) yang cepat dan cekatan dalam menangani setiap kebutuhan korban bencana di pengungsian.
"Kerja sama kami di lapangan sangat bagus, apalagi Kemensos cepat cekatan terkait penanganan pengungsi korban bencana," kata Kepala BNPB Suharyanto menjawab pertanyaan dari anggota Komisi VIII DPR RI terkait pembagian kerja antara BNPB dengan Kemensos, dalam rapat kerja yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Dia mencontohkan, kesigapan Kemensos patut diapresiasi di antaranya seperti saat berpartisipasi aktif menangani kebutuhan korban bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat pada awal bulan Mei lalu, yang jumlahnya cukup banyak.
Pusat Pengendalian Operasi BNPB mencatat dalam bencana tersebut ada sebanyak 1.543 keluarga yang mengungsi, 44 orang luka-luka, dan 67 orang meninggal dunia.
Adapun para korban tersebut tersebar di lima kabupaten/kota terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, yakni Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang, dan Padang Panjang.
Kemudian ketika ditanya perihal pembagian anggaran, Suharyanto menyatakan pihaknya sama sekali tidak merasa anggaran BNPB disedot oleh Kemensos, namun justru menganggap pembagian seperti itu baik sehingga penanganan untuk korban bencana bisa cepat dilakukan. Seperti anggaran untuk membantu masyarakat yang terdampak fenomena alam El Nino pada November - Desember 2023 yang disalurkan oleh Kemensos.
"BNPB tidak merasa anggaran disedot Kemensos. Ada tugas dan orientasi masing-masing jadi tidak ada masalah sama sekali, yang penting penanganan bencana bisa segera dilakukan," katanya.
Kepala BNPB berharap kerja sama yang sudah terjalin baik oleh setiap kementerian/lembaga tersebut bisa tetap dipertahan dan cakupannya bisa diperluas, karena bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Baca juga: BNPB bentuk tim siaga bencana banjir
Baca juga: Menko PMK berikan opsi relokasi penduduk korban banjir di Rua
Sampai dengan 30 Agustus 2024 ini BNPB telah merealisasikan anggaran TA 2024 senilai Rp1,737 triliun atau 73,98 persen dari total Rp2,349 triliun. Mayoritas anggaran tersebut dialokasikan untuk program ketahanan bencana yakni senilai Rp1,578 triliun.
Selanjutnya BNPB mengusulkan pagu anggaran tahun 2025 senilai Rp1,887 triliun. Mayoritas anggaran dialokasikan untuk rencana kerja penguatan mitigasi bencana senilai Rp103,250 miliar, dan peremajaan atau penyediaan logistik peralatan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia senilai Rp1,7 triliun.
"Kerja sama kami di lapangan sangat bagus, apalagi Kemensos cepat cekatan terkait penanganan pengungsi korban bencana," kata Kepala BNPB Suharyanto menjawab pertanyaan dari anggota Komisi VIII DPR RI terkait pembagian kerja antara BNPB dengan Kemensos, dalam rapat kerja yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Dia mencontohkan, kesigapan Kemensos patut diapresiasi di antaranya seperti saat berpartisipasi aktif menangani kebutuhan korban bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat pada awal bulan Mei lalu, yang jumlahnya cukup banyak.
Pusat Pengendalian Operasi BNPB mencatat dalam bencana tersebut ada sebanyak 1.543 keluarga yang mengungsi, 44 orang luka-luka, dan 67 orang meninggal dunia.
Adapun para korban tersebut tersebar di lima kabupaten/kota terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, yakni Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang, dan Padang Panjang.
Kemudian ketika ditanya perihal pembagian anggaran, Suharyanto menyatakan pihaknya sama sekali tidak merasa anggaran BNPB disedot oleh Kemensos, namun justru menganggap pembagian seperti itu baik sehingga penanganan untuk korban bencana bisa cepat dilakukan. Seperti anggaran untuk membantu masyarakat yang terdampak fenomena alam El Nino pada November - Desember 2023 yang disalurkan oleh Kemensos.
"BNPB tidak merasa anggaran disedot Kemensos. Ada tugas dan orientasi masing-masing jadi tidak ada masalah sama sekali, yang penting penanganan bencana bisa segera dilakukan," katanya.
Kepala BNPB berharap kerja sama yang sudah terjalin baik oleh setiap kementerian/lembaga tersebut bisa tetap dipertahan dan cakupannya bisa diperluas, karena bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Baca juga: BNPB bentuk tim siaga bencana banjir
Baca juga: Menko PMK berikan opsi relokasi penduduk korban banjir di Rua
Sampai dengan 30 Agustus 2024 ini BNPB telah merealisasikan anggaran TA 2024 senilai Rp1,737 triliun atau 73,98 persen dari total Rp2,349 triliun. Mayoritas anggaran tersebut dialokasikan untuk program ketahanan bencana yakni senilai Rp1,578 triliun.
Selanjutnya BNPB mengusulkan pagu anggaran tahun 2025 senilai Rp1,887 triliun. Mayoritas anggaran dialokasikan untuk rencana kerja penguatan mitigasi bencana senilai Rp103,250 miliar, dan peremajaan atau penyediaan logistik peralatan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia senilai Rp1,7 triliun.