Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau pada September 2024 masih berlangsung, sehingga potensi kekeringan di Nusa Tenggara Barat (NTB) diprediksi meluas.
"Puncak musim kemarau, potensi kekeringan meluas," kata Prakirawan BMKG NTB Ni Made Adi melalui keterangan tertulis di Mataram, Kamis.
Pada dasarian II September 2024 (11-20 September 2024) potensi hujan di wilayah NTB sangat rendah. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang (>20mm/dasarian) terjadi di sebagian kecil wilayah NTB.
"Yakni sekitar Kota Mataram dan sebagian Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa bagian Selatan dengan probabilitas kurang 30 persen," katanya.
Baca juga: Delapan kabupaten di NTB berstatus siaga kekeringan
Berdasarkan monitoring dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan potensi waspada, siaga dan awas.
"Level waspada terdapat di wilayah Lombok Timur (Kecamatan Kecamatan Wanasaba)," katanya.
Sedangkan Level Siaga di Dompu (Kecamatan Dompu, Huu, Kempo, Kilo, Manggalewa, Pajo, Woja), Kabupaten Bima (Kecamatan Bolo, Madapangga, Sanggar, Soromandi), Kota Bima (Kecamatan Raba), Lombok Barat (Kecamatan Lembar, Sekotong), Lombok Tengah (Kecamatan Pujut), Lombok Timur (Kecamatan Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sambelia, Kecamatan Sukamulia), Lombok Utara (Kecamatan Bayan, Kayangan), Sumbawa (Kecamatan Buer, Labuhan Badas, Moyo Utara, Rhee, Sumbawa, Unter Iwes).
"Level awas di Kabupaten Bima (Kecamatan Palibelo), Lombok Timur (Kecamatan Suela).
Baca juga: BMKG imbau masyarakat waspadai kekeringan meluas di wilayah NTB
Saat ini seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau. Masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien.
Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.
"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," katanya.
Baca juga: Dinsos NTB distribusikan 355.000 liter air untuk warga terdampak kekeringan
Baca juga: PDAM distribusi air bergilir di Lombok Tengah saat musim kemarau