Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subianto memastikan situasi Papua tetap kondusif untuk digelar Pilkada pasca pembebasan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Agus menjelaskan tidak semua wilayah di Papua rawan akan konflik. Sebagian besar wilayah di sana dinilai sudah aman dan dilengkapi dengan satuan pasukan pengamanan yang lengkap.
"Keamanan di sana, tidak semua wilayah di Papua itu rawan ya, jadi ada daerah rawan, ada yang sudah aman, sehingga pelaksanaan operasinya (pengamanan) pun di sana berbeda-beda," kata Agus.
Kendati ada beberapa yang masih dianggap rawan konflik, Agus tetap mengedepankan pendekatan khusus untuk menciptakan kondisi yang aman di Papua selama Pilkada.
"Tetap kita mengedepankan smart power dalam operasi teritorial yang kita lakukan di sana," jelas Agus.
Baca juga: TNI raises five battalions for Papua food resilience program
Untuk diketahui metode smart power yang terdiri atas soft power dilakukan dengan cara mengedepankan intelijen dan teritorial. Tujuannya membantu percepatan pembangunan di wilayah Papua, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, puskesmas, hingga fasilitas umum.
Baca juga: Karyawan disandera OPM sudah dibebaskan
Sebelumnya, TNI juga telah melakukan beragam metode untuk meredam konflik yang ada di Papua. Beberapa metode yang dipakai yakni politik diplomatik militer antarwilayah yang ada di perairan Irian untuk mempererat hubungan baik dengan negara tetangga di wilayah Papua.
Sementara taktik hard power juga digunakan di Tanah Papua dalam upaya menghadapi kelompok kriminal bersenjata.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Agus menjelaskan tidak semua wilayah di Papua rawan akan konflik. Sebagian besar wilayah di sana dinilai sudah aman dan dilengkapi dengan satuan pasukan pengamanan yang lengkap.
"Keamanan di sana, tidak semua wilayah di Papua itu rawan ya, jadi ada daerah rawan, ada yang sudah aman, sehingga pelaksanaan operasinya (pengamanan) pun di sana berbeda-beda," kata Agus.
Kendati ada beberapa yang masih dianggap rawan konflik, Agus tetap mengedepankan pendekatan khusus untuk menciptakan kondisi yang aman di Papua selama Pilkada.
"Tetap kita mengedepankan smart power dalam operasi teritorial yang kita lakukan di sana," jelas Agus.
Baca juga: TNI raises five battalions for Papua food resilience program
Untuk diketahui metode smart power yang terdiri atas soft power dilakukan dengan cara mengedepankan intelijen dan teritorial. Tujuannya membantu percepatan pembangunan di wilayah Papua, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, puskesmas, hingga fasilitas umum.
Baca juga: Karyawan disandera OPM sudah dibebaskan
Sebelumnya, TNI juga telah melakukan beragam metode untuk meredam konflik yang ada di Papua. Beberapa metode yang dipakai yakni politik diplomatik militer antarwilayah yang ada di perairan Irian untuk mempererat hubungan baik dengan negara tetangga di wilayah Papua.
Sementara taktik hard power juga digunakan di Tanah Papua dalam upaya menghadapi kelompok kriminal bersenjata.