Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pihaknya menargetkan lahan yang ada di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan dapat dijadikan sebagai laboratorium raksasa pertanian modern.
 

"Merauke memiliki potensi yang sangat besar. Kami ingin menjadikannya Giant Lab (laboratorium raksasa) bagi pertanian Indonesia," kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Mentan mengungkapkan kebahagiaannya bahwa program optimasi lahan Merauke, Papua Selatan telah selesai.

"Sesuai target, optimasi lahan rawa di Merauke telah tuntas dilaksanakan pada lahan seluas 40 ribu hektare," ujarnya.

Mentan kembali melakukan peninjauan ke lokasi optimasi lahan rawa di Telaga Sari, Distrik Kurik, Merauke. Ia menekankan pentingnya pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah tersebut.

Ia menjelaskan, optimasi lahan itu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta memberikan kesejahteraan bagi para petani setempat.

"Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembangkan ketahanan pangan nasional, menuju Indonesia Emas 2045. Merauke bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam penerapan teknologi pertanian yang inovatif," tutur Amran.

Program Optimasi Lahan di kabupaten Merauke ini telah mencapai 100 persen dari target 40 ribu hektare yang tersebar di enam distrik, yaitu Distrik Kurik sebanyak 10.674 hektare, Distrik Malind 6.629 hektare, Distrik Semangga 6.000 hektare, Distrik Jagebob 4.548 hektare, Distrik Tanah Miring 10.540 hektare, dan Distrik Merauke 1.609 hektare.

"Dulunya tanam satu kali dan produktivitasnya rendah, hanya dua sampai tiga ton per hektare. Sekarang produktivitasnya bisa mencapai 6 ton per hektare. Pak Pangdam, Danrem, Pemerintah Daerah Merauke, kami berterima kasih. Ini lah target kita," sebut Amran.

Baca juga: Mentan salurkan bantuan benih kepada petani di Kampung Wanam

Mentan juga menegaskan kelembagaan petani milenial sebagai instrumen pendorong keberhasilan program Optimalisasi Lahan di Merauke, yang terdiri dari bentuk brigade khusus terdiri dari 15 orang penggerak yang nantinya akan menjadi mentor pengembangan di area 1 juta hektare lahan di Papua Selatan.

"Satu brigade terdiri dari 15 anak muda. 15 anak muda memegang satu paket bantuan yang terdiri 2 traktor roda empat, 4 hand traktor, 2 combine harvester, 3 rice transplanter, Ini lah yang bergerak terus. Kalau masyarakat mau mengolahnya sendiri silahkan," terang Mentan.

Mentan menambahkan bahwa brigade kerja siang malam, hasil usaha yang didapatkan 70 - 30 persen. 70 persen untuk anak muda dan 30 persen untuk pemilik lahan.

"Dari 70 persen tersebut ada sekitar 20 persennya disimpan untuk koperasi. Sehingga 5 tahun ke depan brigade dapat mandiri. Jika sudah terbangun, anak muda ini menjadi mentor pengembangan di area 1 juta hektare lahan di Papua Selatan,” terangnya.

Baca juga: Mahasiswa-sarjana pertanian penting bagi pertanian modern

Ia berharap semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengembangkan sektor pertanian di Merauke agar dapat memberikan dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, termasuk daerah itu sendiri, sehingga ke depannya menjadi rujukan pertanian di Asia bahkan dunia.

"Dari sini (Merauke) nanti saya membayangkan, negara-negara Asia bisa berguru. Karena ini hamparan terbesar dunia. Merauke menjadi pusat pembelajaran pertanian dunia,” kata Mentan.

 


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024