Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan peran penting penyuluh sebagai garda terdepan dalam mendorong transformasi pertanian menuju sistem yang lebih modern, berkelanjutan dan berpihak kepada petani.
"PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan Babinsa adalah mata dan telinga Pak Presiden (Prabowo Subianto) untuk mengawasi pertanian," kata Mentan dalam puncak peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) Ke-53 Tahun 2025 di Jakarta, Senin.
Menurut Mentan, HKP menjadi momentum penting pengakuan terhadap peran strategis PPL dalam menopang transformasi sektor pertanian dan mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional.
Amran juga mengapresiasi dedikasi para penyuluh dan Babinsa yang terus mendampingi petani di lapangan guna mewujudkan swasembada pangan.
Ia menegaskan HKP tahun ini menjadi momentum penguatan peran penyuluh sebagai pengawas langsung program pertanian dari proses tanam, distribusi pupuk dan alsintan, hingga adopsi benih unggul dan teknologi pertanian modern.
"Semua penyimpangan di lapangan harap segera dilaporkan. Kalau ada harga pupuk di atas HET, laporkan, pasti kita tindak!," tegas Mentan.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widi Arsanti menyatakan penguatan peran penyuluh merupakan bagian dari langkah serius pemerintah dalam mereformasi sistem penyuluhan.
Hal itu sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2025 termasuk pengalihan status ASN penyuluh dari pemerintah daerah ke pusat.
“Mulai tahun 2026, seluruh penyuluh resmi menjadi pegawai pusat. Dengan status ini, penyuluh dapat diberdayakan lebih optimal untuk mendampingi petani dan mempercepat swasembada pangan,” ujarnya.
Dari total 38.000 penyuluh yang ada saat ini, sebanyak 34.000 telah diseleksi dan akan ditarik ke pusat. Penarikan itu bersifat mandatori, yang berarti otomatis menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Meski status berubah, para penyuluh tetap bekerja di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di daerah masing-masing.
“Penyuluh berperan penting dalam mendampingi petani meningkatkan indeks pertanaman, penggunaan varietas unggul dan penerapan teknologi pertanian modern,” tambahnya.
Idha menjelaskan Brigade Pangan kini menjadi motor transformasi pertanian, setelah menerima bantuan alsintan dan pelatihan sejak awal 2025, sehingga mampu mengelola lahan dan alat mesin secara mandiri.
“Brigade Pangan adalah titik balik transformasi pertanian dari tradisional menjadi modern. Mereka dibekali teknologi, benih unggul, dan pelatihan pengelolaan usaha tani,” tegasnya.
Baca juga: Mentan mendorong HKTI kawal empat program unggulan presiden
Dalam kesempatan itu, Mentan Amran juga menyerahkan secara simbolis 10 unit sepeda motor kepada penyuluh terbaik.
Penghargaan diberikan berdasarkan indikator kinerja seperti pendampingan Luas Tambah Tanam (LTT), pengawalan harga gabah dan jagung, serta keterlibatan dalam program Brigade Pangan.
Baca juga: Mentan memastikan benahi hulu-hilir demi capai swasembada gula
Selain itu, Kementan juga meluncurkan dua inisiatif strategis yang didampingi langsung oleh penyuluh, yaitu penetapan 1.000 gapoktan sebagai titik serah pupuk bersubsidi, serta penguatan Brigade Pangan dan Koperasi Pertanian Modern sebagai penyalur BBM Alsintan.
Peringatan HKP Ke-53 bertema transformasi penyuluhan dan SDM pertanian untuk swasembada pangan dihadiri lebih dari 3.000 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pejabat, penyuluh, gapoktan, akademisi dan pelaku usaha.