Mentan Andi ingin harga gabah di bawah HPP harus terangkat

id Mentan,Mentan Amran,Kementan,HPP,Gabah

Mentan Andi ingin harga gabah di bawah HPP harus terangkat

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberi keterangan pers di Jakarta, Rabu (4/6/2025). ANTARA/Harianto

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan penyerapan gabah yang masih berada di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) harus segera terangkat agar petani memperoleh keuntungan layak dan tidak mengalami kerugian.

Mentan ditemui di Jakarta, Rabu menyebutkan saat ini sekitar 30 persen harga gabah masih berada di bawah HPP, dan kondisi ini memerlukan intervensi agar harga gabah bisa segera naik ke level yang lebih layak.

"Masih (banyak harga gabah di bawah HPP). Mungkin hari ini 30-an persen. Dan itu harus terangkat," kata Mentan.

Ia menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi mengenai kondisi penyerapan gabah secara nasional. Mentan menyebutkan bahwa masih ada daerah sekitar 30 persen yang menyerap gabah di bahwa HPP yang telah ditetapkan yakni Rp6.500 per kilogram (kg). Kendati demikian, Mentan tidak menjelaskan secara rinci daerah mana saja yang saat ini menyerap gabah di bawah HPP.

Namun, ia menegaskan pentingnya mengangkat harga gabah ke atas HPP sebagai upaya konkret untuk menyejahterakan petani serta menjaga keberlangsungan produksi pangan nasional.

Mentan sebelumnya telah menggelar pengajian dan doa bersama puluhan anak yatim dan hafidz Al-Qur’an pada Jumat (30/5) sebagai bentuk rasa syukur atas capaian Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang menembus angka 4 juta ton.

Sementara itu untuk serapan Bulog telah mencapai 2.407.863 ton, dan total stok beras nasional resmi tercatat sebesar 4.001.279 ton. Di sisi lain Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan Perum Bulog harus hadir di daerah terpencil yang sulit dijangkau swasta agar harga gabah petani tetap layak dan tidak jatuh di bawah ketetapan pemerintah.

Wamentan menyadari masih ada beberapa spot atau titik panen yang jauh dari akses untuk penyerapan, di mana hal itu bisa membuat harga gabah bisa jatuh karena tidak ada pembeli dari pasar bebas atau swasta.

Ia menegaskan Bulog wajib menjadi instrumen negara yang aktif menyerap gabah, menjaga stabilitas harga, dan memastikan petani tetap memperoleh pendapatan layak di musim panen raya.

Baca juga: Stok beras 3,8 juta ton, Indonesia selangkah menuju swasembada

"Dimana swasta tidak bisa ambil, pedagang tidak bisa ambil, maka Bulog kita ingin hadir untuk mengambil. Jadi kalau ada daerah spot-spot yang (gabah petani) belum (terserap) maka Bulog lah sebagai instrumen dari negara hadir di tempat-tempat yang sulit gitu," kata Wamantan di Jakarta, Rabu (28/5).

Bila harga gabah di satu wilayah jatuh di bawah Rp6.500 per kilo gram (kg) maka Bulog harus terjun langsung menyerap dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500 per kg agar tidak terjadi ketimpangan kesejahteraan petani.

Baca juga: Mentan dampingi Wapres ke NTT mengecek kemajuan pertanian

Sudaryono mencontohkan daerah yang pernah terjadi penurunan harga gabah petani antara lain Sumatera Selatan dan Jambi, namun setelah Bulog hadir, harga kembali normal dan petani tidak dirugikan dari surplus panen.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.