Lombok Tengah (ANTARA) - Seorang warga bernama Minakum (66) ditemukan meninggal dunia di lahan perbukitan yang terbakar, Dusun Nandus, Desa Mertak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
"Jenazah korban telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di perkuburan desa setempat," kata Kasi Humas Polres Lombok Tengah Iptu Lalu Brata di Lombok Tengah, Sabtu.
Peristiwa itu bermula ketika korban membakar lahan di perbukitan dengan tujuan membuka lahan pertanian untuk ditanami jagung menjelang musim hujan, Kamis (24/10) sore. Namun, api merembet ke atas Gunung Nandus sehingga korban panik dan naik ke Gunung Nandus.
"Pada malam hari korban tidak pulang sehingga istrinya minta tolong kepada warga untuk mencari korban di Gunung Nandus," katanya.
Baca juga: Puluhan hektare lahan di Lombok Tengah terbakar saat kemarau
Selanjutnya pada pagi hari, Jumat (25/10), korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi terbakar di tengah lahan Gunung Nandus.
Setelah menerima informasi personel Reskrim Polres Lombok Tengah langsung turun melakukan identifikasi. Namun, keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi.
"Bahwa korban pada saat itu sedang membakar lahan untuk membuka lahan pertanian. Namun, apinya merembet sehingga berusaha untuk memadamkannya," katanya.
Pada saat korban membakar lahan di TKP, kata dia, cuaca sangat panas dan angin kencang sehingga api cepat merembet dan membesar.
"Dugaan sementara penyebab kematian korban karena luka bakar yang cukup parah," katanya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan pertanian dengan cara menebang pohon dan membakar hutan karena dapat merugikan semua pihak, termasuk diri sendiri.
"Kami berharap masyarakat tidak membakar kawasan hutan maupun lahan perbukitan, apalagi saat ini musim kemarau," katanya.
"Jenazah korban telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan di perkuburan desa setempat," kata Kasi Humas Polres Lombok Tengah Iptu Lalu Brata di Lombok Tengah, Sabtu.
Peristiwa itu bermula ketika korban membakar lahan di perbukitan dengan tujuan membuka lahan pertanian untuk ditanami jagung menjelang musim hujan, Kamis (24/10) sore. Namun, api merembet ke atas Gunung Nandus sehingga korban panik dan naik ke Gunung Nandus.
"Pada malam hari korban tidak pulang sehingga istrinya minta tolong kepada warga untuk mencari korban di Gunung Nandus," katanya.
Baca juga: Puluhan hektare lahan di Lombok Tengah terbakar saat kemarau
Selanjutnya pada pagi hari, Jumat (25/10), korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi terbakar di tengah lahan Gunung Nandus.
Setelah menerima informasi personel Reskrim Polres Lombok Tengah langsung turun melakukan identifikasi. Namun, keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi.
"Bahwa korban pada saat itu sedang membakar lahan untuk membuka lahan pertanian. Namun, apinya merembet sehingga berusaha untuk memadamkannya," katanya.
Pada saat korban membakar lahan di TKP, kata dia, cuaca sangat panas dan angin kencang sehingga api cepat merembet dan membesar.
"Dugaan sementara penyebab kematian korban karena luka bakar yang cukup parah," katanya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan pertanian dengan cara menebang pohon dan membakar hutan karena dapat merugikan semua pihak, termasuk diri sendiri.
"Kami berharap masyarakat tidak membakar kawasan hutan maupun lahan perbukitan, apalagi saat ini musim kemarau," katanya.