Denpasar (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan memilih lebih banyak akademisi sebagai panelis dalam debat pertama Pilkada Bali 2024.
Ketua KPU Bali di Denpasar, Rabu menyebutkan lima panelis dengan latar belakang akademisi yaitu Rektor Undiknas Prof Nyoman Sri Subawa, Guru Besar Ilmu Agama dan Budaya STAHN Mpu Kuturan Prof I Gede Suwindia, Guru Besar Fakultas Hukum Unud Prof Anak Agung Istri Ari Atu Dewi.
Kemudian ada Ketua Pusat Unggulan IPTEKS Pariwisata LPPM Unud Anak Agung Putu Agung Suryawan, dan Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Unud Agies Ganesha Rahyuda.
Sementara itu, dari tujuh panelis penyusun pertanyaan, dua lainnya berasal dari unsur profesional terkait tema yaitu Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Bali I Made Rau Ridharta dan Direktur Eksekutif Walhi Bali Made Krisna Dinata.
Ketujuh panelis membuat pertanyaan seputar lima subtema yaitu hukum dan kamtibmas, subtema isu lingkungan dan tata ruang, subtema ketahanan budaya, subtema infrastruktur dan moda transportasi, dan subtema ekonomi pariwisata.
Baca juga: Elektabilitas RIDO unggul tipis dari Pramono-Rano
Dalam debat pertama Pilkada Bali 2024 dengan tema Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan itu, KPU Bali berharap mampu menjawab kebingungan masyarakat dalam menentukan pilihan politik.
"Debat terbuka pertama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini adalah bagian dari masa kampanye, atau metode yang kami lakukan dalam rangka mendalami lagi visi misi calon, sehingga masyarakat dapat memetik apa yang diinginkan, calon yang mana mungkin bisa dipilih dalam memimpin 5 tahun ke depan," ujar Lidartawan.
Baca juga: Bawaslu minta KPU Kota Bima kurangi kehadiran pendukung debat pilkada 2024
Sejauh ini menurutnya tahapan Pilkada Serentak 2024 khususnya di Bali sudah berjalan lancar hingga tiba di kegiatan debat, dan kurang dari sebulan proses pemungutan suara akan berlangsung.
Dalam debat sendiri juga menurutnya sudah berjalan sesuai alur yang disusun tim perumus, namun dari rencana durasi debat 120 menit berujung lebih singkat. Lidartawan menilai hal tersebut wajar, sebab tiap sesi dengan durasi tertentu sudah dihitung matang namun banyak waktu yang tersisa dan tidak digunakan kedua paslon saat menjawab.
Ketua KPU Bali di Denpasar, Rabu menyebutkan lima panelis dengan latar belakang akademisi yaitu Rektor Undiknas Prof Nyoman Sri Subawa, Guru Besar Ilmu Agama dan Budaya STAHN Mpu Kuturan Prof I Gede Suwindia, Guru Besar Fakultas Hukum Unud Prof Anak Agung Istri Ari Atu Dewi.
Kemudian ada Ketua Pusat Unggulan IPTEKS Pariwisata LPPM Unud Anak Agung Putu Agung Suryawan, dan Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Unud Agies Ganesha Rahyuda.
Sementara itu, dari tujuh panelis penyusun pertanyaan, dua lainnya berasal dari unsur profesional terkait tema yaitu Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Bali I Made Rau Ridharta dan Direktur Eksekutif Walhi Bali Made Krisna Dinata.
Ketujuh panelis membuat pertanyaan seputar lima subtema yaitu hukum dan kamtibmas, subtema isu lingkungan dan tata ruang, subtema ketahanan budaya, subtema infrastruktur dan moda transportasi, dan subtema ekonomi pariwisata.
Baca juga: Elektabilitas RIDO unggul tipis dari Pramono-Rano
Dalam debat pertama Pilkada Bali 2024 dengan tema Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan itu, KPU Bali berharap mampu menjawab kebingungan masyarakat dalam menentukan pilihan politik.
"Debat terbuka pertama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini adalah bagian dari masa kampanye, atau metode yang kami lakukan dalam rangka mendalami lagi visi misi calon, sehingga masyarakat dapat memetik apa yang diinginkan, calon yang mana mungkin bisa dipilih dalam memimpin 5 tahun ke depan," ujar Lidartawan.
Baca juga: Bawaslu minta KPU Kota Bima kurangi kehadiran pendukung debat pilkada 2024
Sejauh ini menurutnya tahapan Pilkada Serentak 2024 khususnya di Bali sudah berjalan lancar hingga tiba di kegiatan debat, dan kurang dari sebulan proses pemungutan suara akan berlangsung.
Dalam debat sendiri juga menurutnya sudah berjalan sesuai alur yang disusun tim perumus, namun dari rencana durasi debat 120 menit berujung lebih singkat. Lidartawan menilai hal tersebut wajar, sebab tiap sesi dengan durasi tertentu sudah dihitung matang namun banyak waktu yang tersisa dan tidak digunakan kedua paslon saat menjawab.