Kuta, Bali (ANTARA) - Seksolog dr Boyke Dian Nugraha menyebutkan bahwa sel punca (stem cells) dapat diterapkan untuk mengatasi disfungsi ereksi.

“Kasus disfungsi ereksi itu masalah pembuluh darah, stem cells ini bisa memudakan,” kata dr Boyke di sela menghadiri Kongres Internasional Dewan Dunia untuk Pengobatan Preventif, Regeneratif, dan Anti-Penuaan (WOCPM) di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.

Ia mengungkapkan terapi sel punca dapat memperbaiki pembuluh darah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi pria. Ada pun kadar hormon testosteron pada pria diperkirakan menurun sejak memasuki usia 30-35 tahun dan pada usia 50-60 tahun memasuki andropause.

Terapi sel punca itu dapat dikombinasikan dengan terapi peptide, yakni bagian dari protein yang membuat awet muda dengan cara meminum obat atau melalui suntikan.

“Itu (peptide) bagian dari protein sedemikian rupa, sekarang lagi diproduksi dan di Indonesia belum ada,” imbuhnya yang juga dokter spesialis kandungan itu.

Di sisi lain, ia mengungkapkan sel punca dapat diperoleh dari tubuh orang itu sendiri atau orang lain yang didapatkan di antaranya dari sumsum tulang belakang dan darah. Sel punca, kata dia, juga ditemukan di tali pusat yakni jaringan ikat yang menghubungkan janin dengan plasenta sang ibu.

Bahkan, dr Boyke mengungkapkan saat ini ada bank tali pusat yang menyimpang jaringan ikat itu karena selain melawan penundaan dini, sel punca juga dapat melawan sejumlah penyakit.

Baca juga: Dinkes Manggarai Timur NTT mencatat penurunan kasus TBC

“Melawan penyakit degeneratif atau penyakit berkaitan dengan kanker, atritis, yang kronis, dan penunaan,” ucapnya.

Ia mengharapkan melalui pertemuan para dokter dunia di sela kongres internasional tersebut, pada ahli dapat saling berkolaborasi dan bertukar pengalaman untuk memberikan kemajuan dunia medis.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan diperkirakan lebih dari 150 juta pria di seluruh dunia mengalami disfungsi ereksi pada 1995. Ada pun jumlah itu diproyeksikan meningkat menjadi 320 juta pada 2025.

Baca juga: Dinkes NTB siapkan intelijen kesehatan di puskemas pantau kejadian luar biasa

Menurut WHO, penyebab yang paling umum dari disfungsi ereksi diduga terkait dengan kelainan vaskular pada suplai darah penis dan jaringan ereksi yang sering dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan faktor risikonya.
 


 


Pewarta : Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024