Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengungkapkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Tahun 2024 mencapai 75,02 atau mengalami peningkatan sebesar 0,85 persen dibandingkan pada 2023.

"IPM Indonesia Tahun 2024 mencapai 75,02 atau dalam kategori tinggi. Angka ini meningkat sebesar 0,85 persen dari 2023 yang sebesar 74,39," ujar Amalia dalam rilis pers berita resmi statistik yang digelar secara hybrid di Jakarta, Jumat.

Baca juga: IPM NTB berada di urutan 29 se-Indonesia
Baca juga: BPS sebut IPM NTB di 2023 naik menjadi 72,37

Pertumbuhan IPM yang tinggi, kata dia, secara rinci didukung oleh komponen pendukung yang meliputi umur harapan hidup (UHH) saat lahir sebesar 74,15. Capaian ini meningkat 0,22 dibandingkan dengan 2023.

"Artinya, pada 2024, rata-rata umur bayi baru lahir diperkirakan akan hidup hingga 74,15 tahun," jelasnya.

Selain itu, juga didorong indikator rata-rata lama sekolah (RLS) 8,85 tahun yang justru melambat dari 0,92 persen menjadi 0,91 persen.

Sementara, indikator harapan lama sekolah (HLS) 2024 mencapai 13,21 tahun atau meningkat 0,06 tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 13,15 tahun.

Baca juga: Beasiswa tingkatkan indeks pembangunan manusia di NTB

Kemudian standar hidup layak yang diukur berdasarkan pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan pada 2024 mencapai Rp12,34 juta. Angka itu meningkat Rp442 ribu atau 3,71 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Artinya, rata-rata pengeluaran riil penduduk Indonesia tahun 2024 adalah sebesar Rp12,34 juta per tahun per orang," ujarnya pula.

Dengan capaian itu, Amalia mengungkapkan pertumbuhan IPM tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di tahun sebelumnya yang didukung perbaikan di seluruh indikator pembentuk, bahkan masuk dalam kategori tinggi yaitu dalam rentang 70-80.

"IPM tahun 2024 masuk dalam kategori tinggi, yaitu pada rentang 70-80," katanya.

Baca juga: Ekonom Unram: Pendidikan dan kesehatan kunci peningkatan IPM

Secara spasial, katanya, Provinsi DKI Jakarta masuk sebagai kategori IPM tertinggi dengan capaian 84,15 sementara Provinsi Papua Pegunungan tercatat memiliki nilai IPM terendah sebesar 54,43.

Meski Papua Pegunungan memiliki capaian IPM terendah, dari sisi pertumbuhan IPM, provinsi ini justru mencatatkan pertumbuhan IPM tertinggi pada 2024 dengan nilai 1,83 persen.

Sedangkan pertumbuhan terendah tercatat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,62 persen.

 


Pewarta : Sinta Ambarwati
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024