Mataram (Antaranews NTB) - Keluarga besar NU Nusa Tenggara Barat bersama civitas Akademika Universitas NU (UNU) NTB, menggelar Haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan wafatnya TGH Ahmad Taqiuddin Mansur yang dirangkai dengan doa dan zikir serta diskusi refleksi akhir tahun 2018.

Rektor UNU NTB, Hj Baiq Muliana mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk memperkuat tali silahrurahim dan juga untuk mengenang sosok Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur.

"Pemikiran dan hal-hal baik dari dua tokoh itu diharapkan bisa menginspirasi generasi muda saat ini," ucapnya.

Selain itu kegiatan juga digelar untuk memberikan ruang refleksi akhir tahun bagi UNU NTB.

"UNU NTB yang sudah berdiri sejak 3 tahun lebih, mudah-mudahan kami tetap bisa berbuat dan mengabdi untuk NTB dan Indonesia dan memberikan keberkahan bagi masyarakat," kata Baiq Muliana.

Sekretaris PBNU NTB, H Lalu Winengan mengatakan, TGH Ahmad Taqiuddin Mansur yang terakhir menjabat Ketua PBNU NTB merupakan sosok inspiratif bagi generasi muda NTB, khususnya pemuda NU.

"Dalam perjalanan banyak yang diajarkan oleh beliau (TGH Ahmad Taqiduddin Mansur). Beliau adalah Ketua, Orangtua, dan Guru kita. Banyak yang dihasilkan beliau, dan ini juga jadi motivasi untuk kader muda NU," ujar Winengan.

Winengan mengatakan, kegiatan itu sangat strategis untuk merefleksikan apa yang sudah terjadi di tahun 2018 untuk menghadapi tahun 2019.?

Terlebih lagi tahun 2018, bencana demi bencana terjadi di Indonesia, termasuk gempa bumi Lombok yang terjadi pada Juli-Agustus 2018.

Menurut Winengan, momen doa dan zikir bersama itu menjadi momen untuk sama-sama memanjatkan doa agar alam bisa bersahabat dan tidak lagi ada bencana ke depannya.

"Tahun 2018 bencana demi bencana di Indonesia. Gempa terpanjang 2018. Saat ini kita berdoa untuk Gus Dur dan TGH Taqiuddin, juga berdoa agar alam ini berhenti bencana," katanya.

Selain berdoa, Winengan juga berharap semua masyarakat untuk menginstrospeksi diri dan memperbanyak beristigfar. Termasuk, lebih banyak saling mendoakan dan saling memaafkan sesama umat manusia.

"Tahun politik ini jangan tambah panas. Kita beda pilihan saja sudah saling mengkafirkan. Ini yang tidak boleh. Kita harus lebih banyak istigfar, saling memaafkan, agar bumi ini tidak lagi bergetar," kata Winengan.

Sekda NTB Rosiady mengatakan, Gus Dur dan TGH Ahmad Taqiuddin Mansur adalah sosok ulama yang sangat menginspirasi.

Rosiady mengungkapkan, tanpa disadari kehidupan berbangsa saat ini banyak diwarisi oleh zaman pemerintahan Gus Dur.

"Reformasi total itu dimulai di zaman Gus Dur, dimana tentara yang dulu sangat kuat dan begitu hebat dengan dwi tunggalnya bisa diselesaikan dengan begitu damai ketika Gus Dur jadi Presiden," kata Rosiady.

Begitu juga dengan pembangunan, otonomi daerah, dan desentralisasi yang saat ini ada dan bisa dinikmati, semua pangkalnya ada di zaman Gus Dur.

"Beliau jenius, pemikiran beliau memembus batas. Sesuatu yang belum terpikirkan," katanya.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024