Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bibit tanaman untuk mendukung program pangan bergizi sekaligus memberdayakan rumah tangga miskin.

"Di Kementerian Pertanian ada program namanya pangan bergizi, itu bagaimana kita membantu masyarakat di rumah-rumah itu diberi bibit atau benih, kemudian diberdayakan supaya paling tidak kebutuhan pangan sehari-hari bisa diproduksi di pekarangan, betul-betul bisa bergizi," kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono di Jakarta, Senin.

Program tersebut, menurut dia, tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, tetapi juga mengurangi biaya belanja rumah tangga, menekan inflasi, dan meningkatkan produksi komoditas seperti cabai, sayuran, dan buah-buahan.

Selain itu, lanjut dia, pemberian bibit juga merupakan salah satu upaya mengentaskan kemiskinan yang menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Kami dari Kementan merasa bahwa sektor pertanian adalah yang paling mudah diakses oleh masyarakat miskin, terutama di perdesaan," ujar dia.

Selain bantuan bibit tanaman, Sudaryono mengemukakan bahwa Kementan juga bekerja sama dengan Kementerian Desa untuk memberikan bantuan bibit ternak, seperti ayam, kepada masyarakat miskin.

"Kita ingin masyarakat miskin tidak hanya berdaya, tetapi juga mampu mencukupi kebutuhan pangan bergizi tinggi untuk keluarganya," kata dia.

Dalam pelaksanaannya, Sudaryono juga menyoroti tantangan seperti peran tengkulak yang sering kali merugikan petani. Ia berjanji akan terus memantau harga dan memastikan tengkulak tidak mengambil keuntungan berlebih.

"Kita ingin sektor pertanian benar-benar menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Kejari Mataram memeriksa maraton penerima bantuan bibit sapi

Wamentan juga menegaskan, program pemberian bibit, baik tanaman maupun ternak termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada pangan. Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa penyerapan gabah petani secara maksimal dan tidak bermasalah oleh Perum Bulog merupakan kunci untuk mewujudkan swasembada.

Baca juga: Dua tahun petani terima bibit jagung tidak layak tanam

"Yang paling penting hari ini adalah serap gabah sebagai kunci untuk swasembada. Kenapa? Kalau serap gabah bermasalah, target swasembada juga akan terancam," kata Mentan Amran.

Untuk itu, Mentan menginstruksikan Bulog agar melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal, yaitu dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.


 


Pewarta : Lintang Budiyanti Prameswari
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025