Bima (ANTARA) - Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bima, Senin (20/1) mengakibatkan 11 desa di 6 kecamatan luluh lantah. Berikut desa yang terkena dampak.
Kecamatan Woha
1. Desa Pandai.
Bencana banjir awalnya terjadi di sungai desa setempat. Namun, akibat deras dan membesarnya debit air tersebut akhirnya meluap ke area Pemukiman Warga, jalan raya, lahan tambak dan pertanian.
Luapan air tersebut setinggi lutut orang dewasa (30 cm - 60 cm) dan menggenangi sebanyak 4 dusun, 10 RT dengan rincian : Dusun Pajengge sebanyak 12 unit rumah 12 KK.Dusun Mbaju sebanyak 50 unit rumah 50 KK. Dusun Ringi sebanyak 42 unit rumah dan Dusun Fanda sebanyak 43 unit rumah.
Sebagai informasi, setiap hujan, banjir selalu terjadi di wilayah ini disebabkan karena sungai tidak mampu menampung air banjir dan banyaknya sampah yang nyangkut di jembatan.
Banjir tersebut mengakibatkan terganggunya lalu lintas kendaraan di sepanjang jalan nasional lintas Pulau Sumbawa, tepatnya di Cabang Pandai.
Baca juga: Sebanyak 4.088 KK, ribuan hektare lahan pertanian hingga kantor Bupati Bima terdampak banjir
2. Desa Risa.
Sekitar pukul 15.20 Wita telah terjadi musibah bencana banjir di sungai Desa Risa. Akibat derasnya air dari gunung mengakibatkan sungai wilayah setempat tidak mampu menahan debit air yang mengalir, yang menyebabkan air meluap ke area Pemukiman Warga, jalan raya, dan Lahan Pertanian warga.
Luapan air setinggi lutut orang dewasa (30 cm - 60 cm) tersebut, mengakibatkan terganggunya lalu lintas kendaraan di sepanjang jalan lingkungan di wilayah permukiman.
Berdasarkan laporan, tidak ada pengungsian akibat banjir banjir tersebut. Rumah terdampak, Lahan pertanian, dan infrastruktur umum masih dalam proses pendataan.
Baca juga: Bima di kepung banjir
3. Desa Dadibou.
Musibah banjir di sungai Desa Dadibou akibat derasnya air dari wilayah Desa Risa. Akibat tidak mampu menahan debit air yang mengalir, menyebabkan air meluap ke area pemukiman, jalan raya, lahan perikanan (tambak) dan lahan pertanian.
Luapan air tersebut setinggi lutut orang dewasa (30 cm - 60 cm) itu menggenangi sebanyak 386 KK yang tersebar di 4 dusun, 13 RT.
Dengan rincian : Dusun Kawinda tergenang di RT 01, RT 02, RT.03, RT.04, RT.05, RT.10 dengan total sebanyak 315 KK terdampak.
Dusun Ncoha tergenang di RT.06, RT.07, RT.08 dan RT. 09, total 261 KK terdampak. Dusun Godo RT 14, RT. 15, total 65 KK terdampak dan Dusun Sangari RT. 17, 50 KK terdampak.
Selain pemukiman warga banjir menggenangi Asrama putri pondok pesantren Al Wafa yang di huni sebanyak 53 santriwati.
Areal perkantoran di lompleks Kantor Bupati Bima dan Mesjid Agung Kabupaten Bima pun ikut terendam.
Baca juga: Banjir landa Kabupaten Bima dan Kota Bima
4. Desa Penapali.
Bencana banjir yang terjadi di Desa Penapali terjadi, akibat derasnya air dari wilayah Woha.
Akibatnya, air meluap ke area jalan raya, lahan tambak dan lahan pertanian warga. Bahkan, akses kendaraan di sepanjang jalan Nasional Lintas Sumbawa-Bima tepatnya di depan Kantor BPN Kabupaten Bima, terhambat akibat derasnya arus banjir tersebut.
Dari peristiwa itu, tidak pemukiman yang berdampak. Hingga saat ini, petugas masih melakukan pendataan lahan pertanian, lahan tambak dan infrastruktur umum yang terdampak.
Baca juga: Banjir di Dompu, lalu lintas menuju dua kecamatan terputus
Kecamatan Sanggar
1. Desa Sandue.*
Pada pukul 15.20 Wita bertempat di Desa Sandue Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima terjadi musibah bencana banjir.
Derasnya air dari gunung mengakibatkan sungai wilayah setempat tidak mampu menahan debit air yang mengalir, yang menyebabkan air meluap ke area pemukiman warga, jalan raya dan lahan pertanian.
Luapan air setinggi lutut orang dewasa (30 cm - 40 cm) ini, mengakibatkan 61 KK terdampak. Saat ini banjir sudah surut dan warga melakukan pembersihan lumpur serta tidak ada pengungsian akibat banjir tersebut. Lahan pertanian masih dalam proses pendataan dan tidak ada infrastruktur umum yang rusak.
Baca juga: Gubernur terpilih Iqbal: Butuh solusi permanen atasi banjir di Kota Bima
Kecamatan Palibelo
1. Desa Teke.*
Pada hari Senin tanggal 20 Januari 2025 bertempat di Desa Teke, Kecamatan Palibelo, terjadi musibah bencana banjir di sungai Teke.
Akibat derasnya air dari wilayah gunung mengakibatkan sungai wilayah desa setempat tidak mampu menahan debit air yang mengalir dan menyebabkan air meluap ke area pemukiman warga, jalan raya, dan lahan pertanian.
Akibatnya, banjir itu menggenangi sebanyak 772 KK terdampa, yang tersebar di 5 dusun, 24 RT.
Dengan rincian : Dusun Teke tergenang di RT 01, RT 02, RT.03, RT.04 dengan total sebanyak 154 KK terdampak. Dusun Lewi dua tergenang di RT.05, RT.06, RT.07, RT.08 dan RT. 24 dengan total sebanyak 222 KK terdampak.
Dusun Tolo tergenang di RT.09, RT.10, RT.11, RT.12 dengan total sebanyak 80 KK terdampak. Dusun Lewi Satu tergenang di RT.13, RT.14, RT.15, RT.16, RT. 17 dan RT.18 dengan total sebanyak 150 KK terdampak.
Dan, Dusun Sigi tergenang di RT.19, RT.20, RT.21, RT.22 dan RT. 23 dengan total sebanyak 166 KK terdampak.
Saat ini banjir sudah mulai surut, warga mulai melakukan pembersihan lumpur serta tidak ada pengungsian akibat banjir tersebut. Lahan pertanian dan infrastruktur umum masih dalam proses pendataan.
Baca juga: Gubernur NTB terpilih Iqbal salurkan bantuan bagi korban banjir di Sumbawa
2. Desa Belo
Bertempat di Desa Belo Kecamatan Palibelo, terjadi musibah bencana banjir akibat derasnya air dari gunung menyebabkan debit air sungai wilayah desa setempat meningkat.
Akibatnya, banjir dengan ketinggian luapan air antara 30 cm hingga 70 cm itu menggenangi sebanyak 309 KK (969 jiwa) di 6 RT.
Selanjutnya, RT. 03 terdampak 45 KK (137 jiwa), RT. 05 sebanyak 2 KK (11 jiwa ), RT. 06 sebanyak 76 KK (237 jiwa). RT. 07 sebanyak 48 KK (152 jiwa) yang terdampak, dan RT. 08 sebanyak 78 KK (239 jiwa) terdampak.
Kecamatan Monta
1. Desa Sakuru.
Terjadi musibah bencana banjir di sungai Desa Sakuru, Kecamatan Monta. Penyebabnya, akibat derasnya air dari So Ta,a Desa Tangga dan So Jati Desa Sakuru.
Luapan banjir itu masuk ke area pemukiman dan menggenangi sebnayk 137 rumah yang dihuni 437 jiwa di RT 08 dan 10. Selain jalan raya, lahan pertanian, halaman dan ruangan kelas SMPN 4 Monta pun ikut terendam.
Saat ini banjir sudah mulai surut dan warga melakukan pembersihan lumpur serta tidak ada pengungsian akibat banjir tersebut. Lahan pertanian dan infrastruktur umum masih dalam proses pendataan.
Kecamatan Bolo
1. Desa Leu.
Pada hari Senin tanggal 20 Januari 2025 pukul 17.25 Wita bertempat di Desa Leu, Kecamatan Bolo terjadi musibah bencana banjir di sungai desa setempat.
Akibat derasnya air banjir dari wilayah Desa Campa, Kecamatan Madapangga mengakibatkan sungai wilayah Desa Leu tidak mampu menahan debit air yang mengalir dan menyebabkan air meluap ke area pemukiman warga Dusun Leu Mudu.
Luapan air setinggi lutut orang dewasa (30 cm - 60 cm) itu, menggenangi sebanyak 5 RT dengan 300 KK. Saat ini banjir sudah mulai surut dan warga melakukan pembersihan lumpur serta tidak ada pengungsian akibat banjir tersebut. Lahan pertanian, dan infrastruktur umum masih dalam proses pendataan.
2. Desa Rato.
Bertempat di Desa Rato, Kecamatan Bolo telah terjadi musibah bencana banjir di sungai desa setempat.
Penyebabnya, akibat derasnya air banjir dari wilayah Desa Campa, Kecamatan Madapangga mengakibatkan sungai wilayah setempat tidak mampu menahan debit air yang mengalir.
Akibatnya, air meluap ke area pemukiman warga Dusun Kampung Sigi Desa Rato. Saat ini banjir sudah mulai surut dan warga melakukan pembersihan lumpur serta tidak ada pengungsian akibat banjir tersebut. Jumlah KK/rumah, lahan pertanian, dan infrastruktur umum terdampak masih dalam proses pendataan.
Kecamatan Belo
1. Desa Renda
Pada hari Senin tanggal 20 Januari 2025 pukul 17.00 Wita bertempat di RT. 18 Desa Renda Kecamatan Belo telah terjadi musibah longsor.
Penyebabnya, akibat hujan deras sehingga sebuah batu berukuran besar menimpa 1 unit rumah batu milik warga bernama H. Honda (55 thn). Akibat kejadian ini korban mengalami kerugian Rp.5.000.000 dan tidak ada korban jiwa.