Mataram (ANTARA) - Pakar ekonomi dari Universitas Mataram Ihsan Ro'is mengatakan pemerintah daerah perlu berinovasi untuk menggali berbagai potensi daerah guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah kebijakan efisiensi anggaran.
"Pemerintah harus kreatif menggali lagi potensi daerah yang ada untuk menggerakkan pendapatan asli daerah," ujarnya di Mataram, Kamis.
Ihsan menuturkan bila pendapatan asli daerah bisa ditingkatkan, maka ketergantungan daerah terhadap pusat bisa menurun. Apalagi Kementerian Keuangan telah menerbitkan kebijakan terkait pemangkasan dana transfer ke daerah senilai Rp50,59 triliun sebagai bentuk efisiensi anggaran.
Baca juga: Anggota DPR RI minta pemda di NTB tak khawatir soal efisiensi anggaran
Pemangkasan anggaran itu dilakukan terhadap enam instrumen, di antaranya kurang bayar dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) fisik, dana otonomi khusus (otsus), dana keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan dana desa.
Ihsan mencontohkan bahwa Nusa Tenggara Barat perlu mengoptimalkan sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi bagi daerah tersebut. Selama ini Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu lumbung pangan di kawasan timur Indonesia yang selalu surplus menghasilkan beras, jagung, dan sapi.
Baca juga: DPRD minta Pemprov NTB coret anggaran Rp400 miliar untuk efisiensi
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat pada triwulan IV 2024, distribusi lapangan usaha pertanian terhadap produk domestik regional bruto PDRB sebesar 20,06 persen. Sedangkan, lapangan usaha perdagangan sebanyak 14,47 persen dan sektor pertambangan menyumbang 19,02 persen terhadap angka PDRB.
"Potensi pariwisata juga didongkrak untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Nusa Tenggara Barat mesti berkolaborasi dengan Bali dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur untuk mengembangkan sektor pariwisata," kata Ihsan yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram tersebut.
Pada asumsi dasar makro APBN 2025, pemerintah pusat sudah menyepakati target pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini sebesar 5,2 persen. Target itu lebih tinggi ketimbang realisasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 2024 yang hanya sebesar 5,03 persen.
Baca juga: Efisiensi anggaran di Lombok Timur diperkirakan Rp73 miliar
Baca juga: Pemprov NTB respons dampak efisiensi anggaran terhadap ekonomi daerah
Baca juga: Legislator minta Pemprov NTB lakukan efisiensi anggaran terkait Inpres