Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa bahan pangan murah saat ini sudah tersedia di pasar modern guna menjaga pasokan dan stabilitas harga selama Ramadhan 1446 H.

Arief mengatakan bahwa pemerintah telah menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dalam penyelenggaraan pasar murah bertajuk Program Friday Mubarak untuk mendorong konsumsi masyarakat selama bulan Ramadhan

"Konsistensi pemerintah menyediakan pangan pokok strategis dengan harga yang baik bagi masyarakat dilakukan secara merata, termasuk menggandeng Aprindo agar menyentuh pasar modern, sehingga masyarakat punya pilihan berbelanja pangan pokok, selain di pasar tradisional," kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Dia menyampaikan bahwa langkah kolaborasi melalui jaringan ritel itu dipastikan tidak akan memberi distorsi terhadap pasar tradisional. Menurut Arief, hal itu karena target konsumen yang berbeda dan secara simultan di pasar tradisional juga dimasifkan operasi pasar.

"Kita semua terima kasih ke Aprindo karena setelah pasar tradisional, kita juga melakukan hal yang sama di pasar modern. Ada discount up to 30 persen, bahkan sampai 50 persen dan difokuskan ke komoditas pangan strategis," jelas Arief.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa pangan murah di pasar modern tidak akan mengambil pembeli pasar tradisional karena kedua pasar memiliki segmentasi yang berbeda dan semuanya bertujuan menjaga kestabilan harga pangan.

Dia juga menyampaikan bahwa operasi pasar atau pasar murah di pasar tradisional tetap berjalan dengan tujuan yang sama, yaitu menyediakan pangan yang terjangkau tanpa mendistorsi pasar yang ada.

Ia menekankan pentingnya produksi pangan dalam negeri sebagai prioritas untuk menjaga kestabilan harga, dengan memastikan harga yang wajar baik di tingkat petani maupun konsumen sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu, dia menyebutkan bahwa pemerintah berusaha menjaga harga baik di hulu maupun di hilir agar petani dan peternak tidak merugi, sekaligus memberikan harga yang baik untuk konsumen.

Namun, Arief tidak merinci lebih detail harga-harga komoditas pangan yang dijual di pasar modern, hanya saja dipastikan tidak akan melebih harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.

Dia juga mencatat, meskipun negara tetangga seperti Malaysia mengalami krisis beras, Indonesia memiliki cadangan beras 1,9 juta ton, memberikan fleksibilitas bagi pemerintah untuk melakukan intervensi pasar yang diperlukan.

Baca juga: Presiden ingin harga pangan baik dan stabil saat HBKN

Lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa pemerintah juga menggelar operasi pasar pangan murah dengan melibatkan 4.500 gerai PT Pos Indonesia di seluruh Indonesia. Hal itu untuk menjaga kestabilan harga yang cenderung fluktuatif selama Ramadhan.

Operasi pasar tersebut telah dimulai sejak 24 Februari dan diagendakan berakhir pada 29 Maret 2025. Komoditas pada operasi pasar adalah beras SPHP yang dijual Rp12.000 per kilogram (HET Rp12.500), bawang putih Rp32.000 per kilogram (Rp40.000), daging kerbau beku Rp75.000 per kilogram (HET Rp80.000).

Baca juga: Bapanas jamin harga gula petani tak turun

Gula konsumsi Rp15.000 per kilogram (HET Rp18.500), Minyakita Rp14.700 per liter (HET Rp15.700), serta daging ayam ras Rp34.000 per kilogram (HET Rp40.000) serta komoditas lainnya.

Arief menyatakan selain melibatkan 4.500 titik jaringan PT Pos Indonesia, program itu turut didukung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian di 88 titik lokasi se-Indonesia.


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025