Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat memproyeksikan kebutuhan uang di NTB selama Ramadan hingga Idul Fitri mencapai Rp3,14 triliun atau meningkat 15 persen dari tahun lalu.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya pembayaran tunjangan hari raya (THR) bagi aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan POLRI termasuk sektor swasta.
Selain itu, adanya pencairan bantuan sosial, dan meningkatnya aktivitas ekonomi dampak faktor musiman, di antaranya mobilitas masyarakat yang meningkat dan kunjungan wisatawan di tengah libur panjang.
"Untuk itu, BI NTB telah menyiapkan uang Rupiah sebesar Rp3,81 triliun, guna memastikan kebutuhan uang tersebut terpenuhi," kata Berry dalam pembukaan rangkaian peluncuran Program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI), di Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, bersama dengan pimpinan perbankan dan PJPUR, pada Selasa (4/3).
Ia menyebutkan secara nasional, proyeksi kebutuhan uang pada Ramadan dan Idul Fitri 2025 mencapai Rp180,9 triliun.
Angka tersebut menurun sebesar 1,6 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya seiring dengan perluasan pembayaran digital tunai terutama di kota-kota besar.
Baca juga: Catat!! Jadwal dan cara penukaran uang Lebaran 2025 di BI
Bank Indonesia, kata Berry, siap memenuhi kebutuhan uang Rupiah selama momen Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah, yang merupakan titik puncak spin over permintaan uang Rupiah ke BI (outflow) dengan pangsa lebih dari 25 persen dari total outflow setahun.
"BI senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas program SERAMBI setiap tahunnya," ujarnya.
Pada 2025, kata dia, layanan penukaran uang Rupiah mengoptimalkan penggunaan media Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR), termasuk untuk akses layanan penukaran di loket perbankan.
Penggunaan PINTAR diharapkan dapat meningkatkan kepastian layanan dan mengurangi antrean/kepadatan di lokasi penukaran untuk kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat.
Berry menambahkan, guna meningkatkan layanan pemenuhan uang kepada masyarakat, Bank Indonesia akan menempuh beberapa upaya, yakni layanan kas keliling ke sejumlah titik rumah ibadah hingga ke wilayah 3T.
Baca juga: Prabowo bangga Indonesia punya Bank Emas
"Kami juga memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan perbankan untuk membuka layanan penukaran secara terpadu termasuk pada 85 titik jaringan kantor bank," ucapnya.
Bank Indonesia, lanjut Berry, juga memprioritaskan pengeluaran hasil cetak sesuai (HCS) untuk layanan penukaran kepada masyarakat yang mendaftar pada PINTAR melalui https://pintar.bi.go.id.
Pihaknya juga terus mendorong perluasan pesan cinta, bangga, dan paham (CBP) Rupiah kepada masyarakat.
Cinta Rupiah diwujudkan dengan mengenali ciri keaslian uang Rupiah melalui 3D (Dilihat, diraba, diterawang), dan merawat Rupiah yang dimiliki dengan baik melalui 5J (Jangan dilipat, jangan dicoret, jangan diremas, jangan distapler, dan jangan dibasahi).
Bangga Rupiah sebagai bentuk pemaknaan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dan simbol kedaulatan bangsa. Sedangkan, Paham Rupiah ditunjukkan melalui perilaku bijak berbelanja sesuai kebutuhan, berbelanja produk dalam negeri untuk mendukung UMKM nasional, serta menabung dan berinvestasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.