Jakarta (ANTARA) - Pelatih Rajawali Medan mengatakan bahwa para pemainnya masih butuh untuk beradaptasi dalam sistem permainan yang dibuatnya, agar bisa bersaing di Indonesian Basketball League (IBL) 2025.

Ia menjelaskan, anak asuhnya masih harus menyesuaikan diri dengan pola permainan yang dia terapkan, karena banyak perubahan yang dilakukan dibandingkan dengan pelatih kepala sebelumnya.

"Tentunya mereka masih harus beradaptasi lagi, karena saya bilang sistem sekarang adalah yang baru, jadi dengan pelatih lama berbeda," kata Arif usai timnya kalah 67-94 melawan Satria Muda Pertamina Jakarta, di Britama Arena, Jakarta, Rabu (12/3) malam.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Julius Caesar Wongso dan kawan-kawan baru bermain dua kali di bawah kepemimpinannya, sehingga masih butuh pengarahan lebih intens terkait strategi dan taktik yang harus dimainkan di setiap pertandingan.

"Mereka harus belajar lagi dengan sistem bertahan dan menyerang yang saya buat, jadi untuk itu butuh waktu lagi untuk menerapkannya," ujar pelatih lawas yang menggantikan posisi Raoul Miguel Hadinoto atau yang kerap disapa Coach Ebos, sebagai kepala pelatih tim tersebut.

Baca juga: Pebasket Dove tak pedulikan raihan 44 poin melawan Satria Muda

Arif menambahkan, selain adaptasi dengan sistem permainan yang baru, para pemain lokal juga terus didorong untuk tampil lebih gereget guna berkontribusi poin untuk tim. Sebab, para pemain lokal tidak boleh selalu bergantung dengan forward asing seperti Quintin Dove yang menjadi mesin utama mendulang poin.

Baca juga: Satria Muda tambah derita Rajawali Medan di IBL

"Saya selalu bilang kepada pemain lokal bahwa mereka harus selalu melangkah maju untuk berkontribusi, dengan adanya pemain asing, seharusnya bertanding menjadi lebih bagus," ujar dia.

Sementara itu, Rajawali Medan kini terpaksa menghuni dasar klasemen sementara atau peringkat ke-14, dengan mengantongi 10 poin, serta memiliki rekor pertandingan 0-10 (menang-kalah).


Pewarta : Donny Aditra
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025