Mataram (ANTARA) - Penyelenggaraan Temu Bisnis 2025 oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) bukanlah sekadar agenda tahunan.
Ia adalah sebuah pernyataan, bahwa NTB tidak hanya ingin menjadi tuan rumah berbagai kegiatan nasional maupun internasional, tetapi juga menempatkan diri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berlandaskan stabilitas sosial, budaya, dan politik.
Forum ini mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, calon investor, hingga UMKM dalam satu meja dialog. Tujuannya jelas: memperkuat iklim investasi, membuka jalur kerja sama, sekaligus menegaskan kesiapan NTB menyambut arus wisatawan dan investor dalam kondisi yang aman dan kondusif.
Tema yang diusung, Investasi Maju Bersinergi Menuju NTB Makmur Mendunia, mencerminkan orientasi pembangunan daerah yang berpijak pada sinergi lintas sektor dan inklusivitas manfaat ekonomi.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutannya memberi pesan yang tegas namun menenangkan: seluruh agenda nasional maupun internasional di NTB tetap berjalan sesuai jadwal, meski sebelumnya sempat terjadi unjuk rasa yang berujung anarkis.
Pesan ini memiliki bobot strategis, sebab kepercayaan investor dan wisatawan tidak hanya diukur dari potensi daerah, tetapi terutama dari stabilitas dan jaminan keamanan.
Langkah pemerintah daerah untuk turun langsung ke masyarakat, melakukan konsolidasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, serta berbagai elemen sosial, menunjukkan sebuah kesadaran bahwa stabilitas bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, tetapi juga buah partisipasi aktif warga.
Ketika masyarakat merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kampung, menjaga lingkungan, dan menjaga sesama, maka fondasi kondusivitas akan jauh lebih kuat daripada sekadar pengamanan berbasis kekuatan aparat.
Temu Bisnis 2025 juga menjadi cermin bahwa kesadaran kolektif masyarakat NTB tentang arti penting pariwisata dan investasi semakin tumbuh luas. Masyarakat kini memahami bahwa setiap event besar membawa perputaran uang yang nyata mulai dari meningkatnya omzet UMKM, ramainya pedagang kecil, hingga terserapnya tenaga kerja di sektor transportasi, perhotelan, dan kuliner. Kesadaran ini membentuk daya tahan sosial yang penting, karena ketika manfaat ekonomi dirasakan langsung oleh masyarakat, mereka akan memiliki kepentingan yang sama untuk menjaga stabilitas.
Harapan Gubernur Iqbal sederhana namun visioner: semakin banyak event besar, semakin banyak pula peluang rezeki yang beredar. Namun, di balik kalimat yang sederhana itu tersimpan sebuah gagasan besar tentang pembangunan: bahwa kesejahteraan tidak hanya dihasilkan oleh proyek-proyek besar pemerintah atau investasi korporasi, tetapi juga oleh keberlangsungan aktivitas sosial-ekonomi sehari-hari masyarakat.
Dengan demikian, Temu Bisnis 2025 harus dipahami sebagai momentum penting bagi NTB. Bukan hanya forum mencari peluang kerja sama, tetapi juga sebagai simbol ketangguhan daerah ini menghadapi tantangan. Bahwa meski sempat diguncang gejolak sosial, NTB mampu bangkit cepat, menenangkan publik, sekaligus menunjukkan wajah ramah kepada dunia.
Tugas berikutnya adalah memastikan hasil dari temu bisnis ini tidak berhenti pada komitmen atau kesepakatan di atas kertas. Pemerintah daerah perlu mengawal implementasi kerja sama, mendampingi UMKM agar benar-benar naik kelas, serta memastikan investasi yang masuk memberikan nilai tambah yang adil bagi masyarakat. Sementara masyarakat NTB dituntut untuk terus menjaga kebersamaan, membangun solidaritas, dan memperkuat rasa memiliki terhadap daerah.
Pada akhirnya, Temu Bisnis 2025 menegaskan satu hal penting: NTB bukan hanya destinasi wisata dengan panorama indah, tetapi juga sebuah rumah besar yang aman, ramah, dan layak dipercaya sebagai mitra investasi. Di sinilah NTB meneguhkan diri sebagai daerah yang tidak hanya makmur bagi warganya, tetapi juga mendunia dengan citra stabilitas dan keramahtamahan.
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Membaca makna dibalik api DPRD NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Merawat bangsa dengan damai, Mencari solusi bersama
Baca juga: Tajuk: NTB, Wajah Ramah Indonesia untuk wisata dunia
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Gudang penyimpan, harapan baru untuk petani bawang merah NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Spirit Maulid di tengah bara sosial