Mataram (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Mukhtarudin didampingi Wakil Menteri P2MI Christina Aryani dan Dzulfikar Ahmad Tawalla menghadiri secara virtual acara peresmian Desa Migran Emas di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dari kantor Kementerian P2MI pada Kamis (11/9).

Dalam sambutannya, Menteri Mukhtarudin menyampaikan apresiasi kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota di NTB, serta seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung terbentuknya Desa Migran Emas sebagai langkah konkret perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI).

"NTB dikenal sebagai daerah pengirim pekerja migran yang tangguh, bahkan menempati urutan keempat terbanyak secara nasional. Ribuan warga NTB telah mengharumkan nama bangsa sekaligus menopang ekonomi keluarga dan daerah," katanya.

Baca juga: NTB jajaki peluang 3.000 lowongan pekerjaan di Uni Emirat Arab

Menurutnya, di tengah banyaknya peluang kerja luar negeri yang terbuka, pemerintah tetap mengedepankan penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Namun, peluang kerja di luar negeri juga harus dimanfaatkan dengan prosedural dan aman, terlebih lagi Indonesia pada 2030 akan memasuki puncak bonus demografi.

Mukhtarudin menekankan, tingginya penempatan pekerja migran Indonesia masih diiringi tantangan serius, yaitu maraknya kasus penempatan non prosedural yang berpotensi menimbulkan eksploitasi, kekerasan, hingga perdagangan orang. Karena itu, negara harus hadir sejak dari unit terkecil, yakni desa.

"Desa Migran Emas dibentuk untuk memastikan perlindungan dan pemberdayaan pekerja migran Indonesi dilakukan sejak awal proses migrasi. Desa menjadi gerbang pertama informasi, pelatihan, dan keterampilan, sehingga pekerja migran bisa berangkat dengan aman dan kembali dengan sejahtera," ujarnya.

Baca juga: Sebanyak 215 PMI asal NTB diberangkatkan ke Malaysia tanpa biaya

Lebih lanjut, ia menyebut Desa Migran Emas juga dirancang sebagai ruang berbagi pengalaman sukses bagi purna pekerja migran Indonesia sekaligus wadah inspirasi dan pemberdayaan keluarga migran.

"Kita ingin setiap calon pekerja migran Indonesia mendapatkan akses informasi yang benar, keterampilan yang memadai, perlindungan hukum, serta bebas dari diskriminasi. Tidak boleh ada yang tertinggal. Desa Migran Emas hadir sebagai benteng awal melawan TPPO dan praktik penempatan ilegal," ucap Mukhtarudin.

Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, masyarakat, hingga keluarga pekerja migran Indonesia untuk bergandengan tangan menjadikan NTB sebagai contoh keberhasilan migrasi aman dan prosedural.

"Dengan semangat kebersamaan, saya yakin NTB bisa menjadi teladan bagaimana bangsa ini melindungi warganya, baik di tanah air maupun di luar negeri," kata Mukhtarudin.

Baca juga: Gubernur NTB tekankan skema tanpa biaya bagi PMI ke Malaysia

Untuk diketahui, peresmian Desa Migran Emas di NTB diwakilkan oleh Dirjen Pemberdayaan Kementerian P2MI, Muh Fachri, dan Dirjen Pelindungan Kementerian P2MI Rinardi. 

25 Desa Migran Emas di NTB yang diresmikan Menteri P2MI Mukhtarudin sebagai berikut:

1. Desa Jenggrik Utara
2. Desa Anjani
3. Desa Pemongkong
4. Desa Pringgasela
5. Desa Suradadi
6. Desa Kalijaga Timur
7. Desa Wanasaba
8. Desa Barok Toyang
9. Desa Telaga Waru
10. Desa Medana
11. Desa Rempek
12. Desa Sambik Bangkol
13. Desa Tegal Maja
14. Desa Taniga
15. Desa Gemel
16. Desa Gerunung
17. Desa Mapin Baru
18. Desa Labuan Burung
19. Desa Batu Putih
20. Desa Kebon Kayu
21. Desa Kuripan
22. Desa Woro
23. Desa Sari
24. Desa Wawonduru
25. Desa Kuripan Utara

Baca juga: Anggota DPR: Pencabutan moratorium PMI ke Arab Saudi untuk perlindungan
Baca juga: DPRD NTB sasar siswa SMKN 3 Mataram sosialisasi Raperda Perlindungan PMI
Baca juga: Kementerian P2MI rancang konsep pemberdayaan bagi pekerja migran purna


Pewarta : Awaludin
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025