Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, merintis kegiatan atraksi kesenian tradisional peresean menjadi kalender bulanan pariwisata sebagai salah satu ajang promosi wisata daerah.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Selasa, mengatakan, upaya merintis peresean menjadi kalender bulanan pariwisata dimulai pada Minggu (16/11-2025).
"Setelah dicanangkan, peresean akan kami gelar secara rutin setiap bulan pada minggu ketiga di Taman Loang Baloq secara terbuka atau gratis," katanya.
Persean merupakan atraksi kesenian tradisional yang menampilkan pertarungan dua laki-laki atau disebut "pepadu" dengan menggunakan tongkat rotan dan perisai kulit kerbau sebagai tameng.
Baca juga: BRIDA NTB mendorong pembentukan standarisasi peresean dan joki cilik
Peresean merupakan atraksi dari suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan kini menjadi bagian dari daya tarik pariwisata daerah.
"Kegiatan yang kami gelar setiap bulan sebagai upaya melestarikan seni dan budaya lokal dengan menghadirkan para pepadu dari Kota Mataram dan luar kota," katanya.
Dikatakan, kegiatan peresean yang digelar sekali sebulan tersebut sebagai upaya merintis atau membranding agenda tersebut agar bisa menjadi kalender bulanan pariwisata daerah.
Baca juga: Atraksi peresean sambutan rutin wisatawan di Desa Sade Lombok Tengah
Dengan dilaksanakan rutin setiap bulan pada minggu ketiga, secara bertahap masyarakat sudah bisa tahu jadwal sehingga wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi tersebut bisa mengatur jadwal datang ke Kota Mataram.
Untuk membranding sebuah event, tentu butuh waktu lama sehingga partisipasi masyarakat diharapkan dapat membatu pemerintah melakukan promosi kegiatan tersebut.
"Targetnya, ke depan Kota Mataram bisa menjadi tujuan wisatawan menonton atraksi peresean setiap bulan," katanya.
Hal itu, tambah Cahya, tentu bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui geliat pelaku usaha mikro kecil mengah (UMKM) di sekitarnya dan Kota Mataram secara umum.
Baca juga: Festival peresean gerakan ekonomi warga di Lombok Tengah