Mataram (ANTARA) - Irigasi adalah fondasi utama yang menentukan keberlanjutan pertanian Indonesia. Tanpa aliran air yang terkelola baik, tidak ada teknologi tanam yang dapat bekerja optimal. 

Kenyataan ini semakin terasa ketika sejumlah jaringan irigasi di berbagai daerah menunjukkan tanda-tanda kelelahan infrastruktur. 

Sedimentasi yang menumpuk, kebocoran saluran, dan kapasitas aliran yang menurun menjadi bukti bahwa sistem pengairan membutuhkan perhatian serius agar produksi pangan tetap terjaga.

Di tengah kebutuhan itu, Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan gambaran bagaimana kerja rehabilitasi irigasi mampu menggerakkan kembali produktivitas lahan. 

Prediksi kenaikan produksi beras pada 2025 memberi optimisme bagi petani, tetapi keberlanjutan capaian tersebut sangat bergantung pada kemampuan daerah menjaga stabilitas pasokan air. 

Karena itu, revitalisasi jaringan irigasi menjadi langkah strategis yang tidak dapat ditunda.

Pemerintah provinsi pada 2025 memulai rehabilitasi tiga jaringan irigasi yang menjadi tumpuan ribuan petani. 

Maronggek kompleks di Lombok Timur, Santong di Lombok Utara, dan Kadindi di Dompu menjadi fokus karena kondisinya sudah menurun dan berdampak pada penurunan indeks pertanaman. 

Rehabilitasi dilakukan pada ribuan meter saluran, mencakup penguatan struktur, peningkatan kapasitas aliran, hingga penataan ulang jalur air agar distribusi ke sawah lebih stabil.

Perbaikan Maronggek kompleks menjadi proyek terbesar dengan panjang penanganan hampir empat kilometer dan kapasitas aliran untuk 378 hektare lahan. Target peningkatan indeks pertanaman mencapai lebih dari dua kali lipat. 

Jaringan Santong ditangani pada ruas sepanjang dua kilometer lebih dan diproyeksikan mengairi sekitar 468 hektare. 

Sementara itu, jaringan lama Kadindi direhabilitasi untuk mengurangi kebocoran saluran yang selama bertahun-tahun membuat air tidak pernah benar-benar mencapai lahan hilir.

Di tingkat pusat, komitmen untuk memperkuat bendungan dan jaringan irigasi tua menunjukkan arah kebijakan yang konsisten. Revitalisasi irigasi peninggalan orde lama dinilai lebih efisien daripada membangun baru. 

Contoh di sejumlah desa menunjukkan bahwa ketika jaringan lama diperbaiki, petani dapat menambah masa tanam dan meningkatkan hasil panen secara signifikan.

Meski begitu, tantangan lapangan tidak kecil. Sebagian jaringan irigasi di wilayah terdampak banjir belum dipulihkan dan menyebabkan kerugian besar bagi petani. 

Sawah yang biasanya panen beberapa kali dalam setahun berubah menjadi lahan kering karena aliran air terputus. 

Kondisi ini memperlihatkan pentingnya respons cepat dan perencanaan jangka panjang agar ketahanan pangan tidak terus terganggu.

Ketahanan pangan bukan hanya soal teknologi dan varietas unggul, tetapi tentang sejauh mana negara mampu memastikan kelancaran pasokan air yang menghidupi sawah. 

Rehabilitasi irigasi yang sedang berjalan menandai upaya memperbaiki akar persoalan. 

Masih banyak jaringan yang belum tersentuh perbaikan dan membutuhkan perhatian, termasuk normalisasi aliran sungai, penguatan bendungan kecil, dan mitigasi risiko banjir.

Peta jalan penguatan irigasi diperlukan agar setiap jaringan dipetakan berdasarkan kapasitas, kondisi kerusakan, dan prioritas perbaikan. 

Integrasi teknologi pemantauan debit, konservasi hulu, dan pelibatan petani dalam pemeliharaan dapat menjadi strategi komprehensif menjaga keberlanjutan air bagi pertanian. 

Gotong royong yang selama ini menjadi budaya petani dapat menjadi modal sosial dalam merawat jaringan irigasi agar fungsi saluran terus terjaga.

Air adalah nadi pangan. Ketika jaringan irigasi diperkuat, produksi meningkat, pendapatan membaik, dan kesejahteraan petani lebih terjamin. 

Upaya menghidupkan kembali irigasi adalah upaya menjaga masa depan pertanian. 

Kedaulatan pangan dimulai dari aliran air yang tidak terputus, dan pekerjaan memperbaiki irigasi hari ini adalah investasi jangka panjang bagi ketahanan bangsa.

Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jalan dan jembatan sebagai penopang kemajuan NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB- Menambal luka gizi di Bumi Gora
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Mataram menanam integritas sejak dini
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Kendaraan listrik, Jalan hijau baru NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jalan baru energi bersih NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - NTB Capital dan lompatan ekonomi daerah
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jagung NTB dan peluang yang hilang
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Membangun jalan aman migran NTB


Pewarta : Abdul Hakim
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025