Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat hingga saat ini masih kekurangan ratusan guru baik untuk tingkat sekolah dasar maupun tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Kamis, mengatakan, berdasarkan data yang ada Mataram kekurangan sekitar 400 orang guru baik untuk guru mata pelajaran maupun guru kelas.
"Untuk guru mata pelajaran kita masih kekurangan guru olahraga, seni dan guru agama," sebutnya.
Menurut dia, kekurangan guru tersebut dipicu karena banyaknya guru yang masuk masa pensiun, apalagi setelah adanya moratorium pengangkatan calon pengawai negeri sipil (CPNS).
Karena itu, untuk menyiasati kekurangan guru. pihak sekolah diberikan kewenangan mengangkat guru tidak tetap dan guru honorer dengan terus berupaya meningkatkan kualitas mereka.
Sementara untuk peningkatan status kepegawaian mereka, para guru honorer ini didukung untuk mengikuti tes-tes peluang pengangkatan menjadi CPNS. Termasuk tahun ini ada peluang pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
"Dimana persentase P3K tahun ini lebih banyak dibandingkan pelamar umum dengan kuota 70 persen berbanding 30 persen," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar semua guru yang sudah memenuhi persyaratan bisa ikut serta berkompetisi agar bisa terseleksi dan lulus menjadi P3K.
Apalagi dalam setiap pembukaan rekrutmen CPNS, guru selalu memiliki formasi paling banyak dibandingkan dengan formasi-formasi lain seperti tenaga kesehatan dan tenaga teknis.
"Untuk itu, kita ingin semua guru mempersiapkan diri untu ikut tes CPNS maupun P3K," katanya lagi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Kamis, mengatakan, berdasarkan data yang ada Mataram kekurangan sekitar 400 orang guru baik untuk guru mata pelajaran maupun guru kelas.
"Untuk guru mata pelajaran kita masih kekurangan guru olahraga, seni dan guru agama," sebutnya.
Menurut dia, kekurangan guru tersebut dipicu karena banyaknya guru yang masuk masa pensiun, apalagi setelah adanya moratorium pengangkatan calon pengawai negeri sipil (CPNS).
Karena itu, untuk menyiasati kekurangan guru. pihak sekolah diberikan kewenangan mengangkat guru tidak tetap dan guru honorer dengan terus berupaya meningkatkan kualitas mereka.
Sementara untuk peningkatan status kepegawaian mereka, para guru honorer ini didukung untuk mengikuti tes-tes peluang pengangkatan menjadi CPNS. Termasuk tahun ini ada peluang pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
"Dimana persentase P3K tahun ini lebih banyak dibandingkan pelamar umum dengan kuota 70 persen berbanding 30 persen," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar semua guru yang sudah memenuhi persyaratan bisa ikut serta berkompetisi agar bisa terseleksi dan lulus menjadi P3K.
Apalagi dalam setiap pembukaan rekrutmen CPNS, guru selalu memiliki formasi paling banyak dibandingkan dengan formasi-formasi lain seperti tenaga kesehatan dan tenaga teknis.
"Untuk itu, kita ingin semua guru mempersiapkan diri untu ikut tes CPNS maupun P3K," katanya lagi.