Mataram (ANTARA) - Yayasaan Kedaulatan Pangan Nusantara (YKPN) dan PT Bintang Pribumi Tulen ingin berkontribusi meningkatkan taraf kesejahteraan para petani dengan mendorong upaya pengembangan kawasan agribisnis berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat.
"Upaya mengembangkan kawasan agribisnis berkelanjutan di NTB, merupakan bagian dari dukungan YKPN terhadap program kedaulatan pangan yang dicanangkan pemerintah," kata Sriyono MA, SH, selaku perwakilan YPKN, kepada wartawan di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan kedaulatan pangan harus terus dipacu agar tidak terjadi impor pangan terus-menerus yang pada akhirnya merugikan petani.
YKPN juga bertanggung jawab dalam memasarkan produk pertanian. Oleh karena itu, petani dalam negeri harus menciptakan produk pertanian yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar global.
Sriyono menambahkan pemberdayaan masyarakat utamanya kepada para petani penting dilaksanakan guna menjaga stabilitas kedaulatan ketahanan pangan.
"Selain itu, pembinaan dan pelatihan harus terus diberikan sebagai salah satu upaya dalam percepatan pengembangan komoditas pangan yang dapat meningkatkan penghasilan petani," ujarnya.
Untuk mewujudkannya, kata dia, maka diperlukan kerja sama yang baik dengan kelompok tani serta pihak lainnya. Termasuk dengan PT Bintang Pribumi Tulen.
Tentunya berdasar pada suatu modul yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan penghasilan petani.
Sriyono menyebutkan salah satu upaya YKPN dan PT Bintang Pribumi Tulen, adalah dengan menggandeng Perum Bulog, Bank Indonesia, Bank NTB Syariah, Pemerintah Provinsi NTB, Lembaga Merak, PT Pupuk Kaltim, PT Anugerah Cemerlang Indonesia, PT Bintang Tani Sejahtera dan pihak terkait lainnya.
Semua mitra tersebut akan ikut serta dalam seminar nasional kerja sama kemitraan untuk pengembangan kawasan agribisnis berkelanjutan di NTB.
Seminar akan digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, pada 5 Juli 2019. Kegiatan tersebut rencananya dihadiri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putra Sandjojo, dan Direktur Utama Perum Bulog, Komjen (Purn) Budi Waseso.
"Melalui seminar tersebut, YKPN ingin memberdayakan masyarakat bersama sama dengan petani bekerja sama, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan kesejateraan para petani, " kata Sriyono, yang bertindak sebagai ketua panitia seminar.
"Upaya mengembangkan kawasan agribisnis berkelanjutan di NTB, merupakan bagian dari dukungan YKPN terhadap program kedaulatan pangan yang dicanangkan pemerintah," kata Sriyono MA, SH, selaku perwakilan YPKN, kepada wartawan di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan kedaulatan pangan harus terus dipacu agar tidak terjadi impor pangan terus-menerus yang pada akhirnya merugikan petani.
YKPN juga bertanggung jawab dalam memasarkan produk pertanian. Oleh karena itu, petani dalam negeri harus menciptakan produk pertanian yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar global.
Sriyono menambahkan pemberdayaan masyarakat utamanya kepada para petani penting dilaksanakan guna menjaga stabilitas kedaulatan ketahanan pangan.
"Selain itu, pembinaan dan pelatihan harus terus diberikan sebagai salah satu upaya dalam percepatan pengembangan komoditas pangan yang dapat meningkatkan penghasilan petani," ujarnya.
Untuk mewujudkannya, kata dia, maka diperlukan kerja sama yang baik dengan kelompok tani serta pihak lainnya. Termasuk dengan PT Bintang Pribumi Tulen.
Tentunya berdasar pada suatu modul yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan penghasilan petani.
Sriyono menyebutkan salah satu upaya YKPN dan PT Bintang Pribumi Tulen, adalah dengan menggandeng Perum Bulog, Bank Indonesia, Bank NTB Syariah, Pemerintah Provinsi NTB, Lembaga Merak, PT Pupuk Kaltim, PT Anugerah Cemerlang Indonesia, PT Bintang Tani Sejahtera dan pihak terkait lainnya.
Semua mitra tersebut akan ikut serta dalam seminar nasional kerja sama kemitraan untuk pengembangan kawasan agribisnis berkelanjutan di NTB.
Seminar akan digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, pada 5 Juli 2019. Kegiatan tersebut rencananya dihadiri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putra Sandjojo, dan Direktur Utama Perum Bulog, Komjen (Purn) Budi Waseso.
"Melalui seminar tersebut, YKPN ingin memberdayakan masyarakat bersama sama dengan petani bekerja sama, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan kesejateraan para petani, " kata Sriyono, yang bertindak sebagai ketua panitia seminar.