GAPKI mendukung penuh hasil pertemuan negara produsen sawit

Rabu, 17 Juli 2019 15:57 WIB

Mataram (ANTARA) - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyanto mengatakan mewakili pelaku industri sawit pihaknya mendukung sepenuhnya hasil pertemuan Negara-Negara Penghasil Kelapa Sawit (CPOPC).

"Saya kan menjadi bagian delegasi CPOPC, sebagai pelaku industri di sawit dan mewakili GAPKI tentu kami sangat mendukung pelaksanaan meeting, proses meeting maupun hasil meeting yang dicapai CPOPC, karena sesuai tujuan CPOPC adalah memperjuangkan industri minyak sawitl di kedua negara termasuk nanti negara-negara lain yang akan bergabung," ujar Joko ketika ditemui di Kuala Lumpur, Rabu.

Pimpinan di PT Astra Agro Lestari tersebut menegaskan posisi-nya sebagai pelaku industri sawit mendukung penuh keputusan-keputusan penting yang dicapai dalam pertemuan CPOPC.

"Beberapa poin penting hasil pertemuan yang perlu disampaikan kepada publik adalah terutama perhatian bersama Indonesia dan Malaysia sebagai negara industri minyak sawit paling besar terhadap perkembangan di Eropa
dimana Uni Erpa dengan regulasi Red II sejauh ini akan terus menerapkan Delegated Act tersebut," katanya.

Joko mengatakan Indonesia dan Malaysia sangat serius melihat hal tersebut dan pihaknya sepakat untuk melakukan upaya secara bersama-sama mencari penyelesaian terbaik terhadap persoalan di Eropa tersebut.

Pertemuan CPOPC tersebut membahas sejumlah masalah yang berkaitan dengan industri minyak kelapa sawit termasuk kebijakan perdagangan internasional dan akses pasar, keterlibatan bisnis dan petani kecil dan agenda PBB 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Para menteri menyatakan penyesalannya bahwa Delegated Act telah mulai berlaku pada 10 Juni 2019 terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh negara-negara penghasil untuk memberikan informasi tentang inisiatif keberlanjutan.

Selama Misi Bersama Menteri CPOPC di Brussels, Belgia, 8-9 April 2019, delegasi memiliki posisi yang kuat atas rancangan Peraturan Delegasi dan menyatakan keprihatinan mereka yang mendalam kepada para pemimpin Uni Eropa.

Baik Malaysia maupun Indonesia menginformasikan bahwa pemerintah mereka saat ini sedang meninjau hubungan mereka dengan Uni Eropa dan negara-negara anggotanya dan berkomitmen untuk menentang undang-undang yang diberikan melalui Badan Penyelesaian Sengketa WTO dan jalan lain yang memungkinkan.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Perlu kebijakan pemerintah agar harga sawit kompetitif di pasar

29 August 2024 6:00 Wib

Perkebunan kelapa sawit berkontribusi PDRB Kaltara

15 November 2023 6:23 Wib, 2023

Apkasindo sarankan pemerintah bangun pelabuhan CPO

13 July 2023 8:21 Wib, 2023

Hannover Messe 2023 ajang promosikan sawit berkelanjutan

27 March 2023 17:31 Wib, 2023

GAPKI sebut Industri sawit ke depan tetap optimistis

09 February 2023 7:52 Wib, 2023
Terpopuler

LazAdha klaim unggul di Pilkada Lombok Barat dengan 106.681 suara

Kabar NTB - 28 November 2024 18:03 Wib

Real Count KPU Pilkada Papua 2024 terbaru, Mathius-Aryoko unggul 50,49 persen suara

Politik - 28 November 2024 14:24 Wib

Health Ministry studies puskesmas role in diabetes care

English - 24 November 2024 19:23 Wib

MPR mendukung penguatan intelijen berantas peredaran narkoba di tanah air

Nasional - 26 November 2024 5:51 Wib

Teacher salary hike of Rp2 mln to one-time basic wage approved

English - 26 November 2024 19:36 Wib