BPOM mengharapkan pusat pendidikan dan pelatihan tingkat regional

Kamis, 18 Juli 2019 9:46 WIB

Mataram (ANTARA) -  Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengharapkan terbentuknya pusat pendidikan dan pelatihan tingkat regional yang mewakili masing-masing wilayah, yakni Indonesia bagian Barat, Indonesia bagian Tengah dan Indonesia bagian Timur.

"Kami sudah dijanjikan satu lokasi di hibahkan, dengan luasnya cukup kita bisa bangun pusat diklat (pendidikan dan pelatihan) untuk regional, misalnya untuk wilayah timur bisa dibangun di Kaltara (Kalimantan Utara) tergantung nanti berapa luas lahan yang kita dapatkan," kata Penny kepada wartawan dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Utara, Kamis.

Ia mengharapkan dengan lahan yang dihibahkan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, maka balai pengawasan obat dan makanan dengan fasilitas lengkap akan segera dibangun.

"Berapa pun yang dibutuhkan anggaran disediakan pemerintah pusat karena lahan sudah disiapkan pemerintah daerah, nanti bertahap dibangun, ini adalah kepentingan nasional karena ini di perbatasan," tuturnya.

Penny mengatakan pusat tingkat regional itu juga bisa berupa laboratorium pengujian dengan fasilitas lengkap.

"Target laboratorium pengujian obat dan makanan kita membayangkan nanti akan dikonsepkan ada regional barat, tengah timur, bisa jadi tiga atau lima untuk laboratorium pengujian obat dan makanan yang terbaik (di seluruh Indonesia)," ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya mendukung pembangunan Kalimantan Utara sebagai beranda Indonesia di utara yang berbatasan dengan Malaysia.

Menurut Penny, balai pengawasan obat dan makanan penting hadir di setiap provinsi termasuk Kalimantan Utara karena Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda dan memiliki wilayah perbatasan yang rawan jalan penyelundupan barang sehingga pengawasan obat dan makanan harus semakin intensif dilakukan.

"Badan POM (pengawasan obat dan makanan) tidak hanya membina pengawasan obat dan makanan di internal saja tapi juga seluruh Indonesia termasuk instansi lain seperti dari Dinas Kesehatan, ada pengawas farmasi dan makanan, jadi bukan hanya Badan POM saja tapi instansi terkait di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya.

Di wilayah perbatasan, kerap terjadi penyelundupan dan perdagangan ilegal seperti untuk obat dan makanan, yang mana dikhawatirkan obat dan makanan tersebut tidak memiliki izin edar dari BPOM dan mengandung bahan berbahaya atau kadaluarsa.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pendidikan menjadi pilar utama hubungan RI-Australia

03 October 2024 20:47 Wib

BPOM celebrates Environment Day by planting 10.000 medicinal plants

16 July 2023 19:48 Wib, 2023

Indonesia menerima kedatangan 5 juta dosis vaksin jadi Sinovac

13 August 2021 14:15 Wib, 2021

Kemhan membenarkan lakukan pengadaan enam pesawat T-50i dari Korsel

22 July 2021 9:47 Wib, 2021

Ini daftar obat pengganti Ranitidin

15 October 2019 12:09 Wib, 2019
Terpopuler

HUT ke-87 ANTARA, Biro NTB gelar tasyakuran bersama anak yatim-piatu

Kabar NTB - 13 December 2024 16:38 Wib

Kebijakan Trump pengaruhi pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik

Internasional - 13 December 2024 5:08 Wib

Kemenhub perkuat mental personel penerbangan

Nasional - 12 December 2024 4:56 Wib

Menghadapi tantangan ekonomi Indonesia di 2025: Saatnya bersiap dan beradaptasi, winter is coming

Ekonomi Bisnis - 15 December 2024 17:19 Wib

OJK mencatat piutang pinjaman "online" naik 29,23 persen yoy

Ekonomi Bisnis - 16 December 2024 19:00 Wib