Mataram (ANTARA) - Sebagian warga Kabupaten Jember, Jawa Timur merasakan guncangan gempa dengan magnitude 4,9 skala richter (SR) yang dimutakhirkan menjadi 4,6 SR yang berpusat di Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu.
"Kami sempat panik saat mengikuti seminar di lantai atas di salah satu objek wisata di Kecamatan Ambulu karena getaran gempa terasa kuat," kata peserta seminar Yuliati Ningsih di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Menurutnya guncangan gempa terjadi saat mengikuti seminar "Sarapan Batin" di Dira Kecamatan Ambulu, sehingga peserta seminar sempat panik, namun hanya sebentar.
"Setelah guncangan tidak terasa, maka kegiatan seminar dilanjutkan, dan keadaan sudah tenang," katanya.
Hal senada juga disampaikan warga di kawasan pesisir selatan Jember, Soleh yang mengaku panik akibat guncangan gempa karena getarannya cukup keras.
"Beberapa perabotan rumah yang digantung bergoyang, sehingga saya bersama anak-anak langsung lari keluar rumah karena getaran gempanya terasa sekali," katanya.
Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan gempa Bali dirasakan sebagian warga Kabupaten Jember.
"Gempa dirasakan warga di beberapa kecamatan di Jember, namun hingga kini kami belum menerima laporan terkait kerusakan akibat gempa," tuturnya.
Ia menjelaskan semua personel tim reaksi cepat (TRC) BPBD berada di lapangan untuk memantau dampak gempa yang berpusat di Bali.
Berdasarkan rilis BMKG Denpasar, gempa bumi mengguncang Bali pada 24 Juli 2019 pada pukul 09.29 WITA dengan episenter terletak pada koordinat 8,98 LS dan 114,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 km barat daya Jembrana pada kedalaman 71 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).
Guncangan gempa bumi itu dilaporkan dirasakan di daerah Kuta IV MMI, Denpasar, Banyuwangi, dan Jember III MMI, Gianyar, Tabanan, dan Lombok Utara II MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Kami sempat panik saat mengikuti seminar di lantai atas di salah satu objek wisata di Kecamatan Ambulu karena getaran gempa terasa kuat," kata peserta seminar Yuliati Ningsih di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Menurutnya guncangan gempa terjadi saat mengikuti seminar "Sarapan Batin" di Dira Kecamatan Ambulu, sehingga peserta seminar sempat panik, namun hanya sebentar.
"Setelah guncangan tidak terasa, maka kegiatan seminar dilanjutkan, dan keadaan sudah tenang," katanya.
Hal senada juga disampaikan warga di kawasan pesisir selatan Jember, Soleh yang mengaku panik akibat guncangan gempa karena getarannya cukup keras.
"Beberapa perabotan rumah yang digantung bergoyang, sehingga saya bersama anak-anak langsung lari keluar rumah karena getaran gempanya terasa sekali," katanya.
Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo mengatakan gempa Bali dirasakan sebagian warga Kabupaten Jember.
"Gempa dirasakan warga di beberapa kecamatan di Jember, namun hingga kini kami belum menerima laporan terkait kerusakan akibat gempa," tuturnya.
Ia menjelaskan semua personel tim reaksi cepat (TRC) BPBD berada di lapangan untuk memantau dampak gempa yang berpusat di Bali.
Berdasarkan rilis BMKG Denpasar, gempa bumi mengguncang Bali pada 24 Juli 2019 pada pukul 09.29 WITA dengan episenter terletak pada koordinat 8,98 LS dan 114,17 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 84 km barat daya Jembrana pada kedalaman 71 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault).
Guncangan gempa bumi itu dilaporkan dirasakan di daerah Kuta IV MMI, Denpasar, Banyuwangi, dan Jember III MMI, Gianyar, Tabanan, dan Lombok Utara II MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.