Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendapatkan peta kerentanan seismik (gempa bumi) dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI, sebagai langkah mengurangi risiko dan meminimalkan korban.
Peta kerentanan seismik tersebut diserahkan Deputi Bidang Geofisika BMKG RI Dr Nelly Florida Riama kepada Pemerintah Kota Mataram melalui Asisten I Setda Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Rabu.
Deputi Bidang Geofisika BMKG RI Dr Nelly Florida Riama di dalam kesempatan itu mengatakan, penyerahan peta kerentanan seismik dimaksudkan untuk memberikan secara detail informasi terhadap kerentanan guncangan gempa di Kota Mataram.
"Dengan demikian, peta itu bisa dipergunakan dan menjadi acuan pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan," katanya.
Baca juga: Selama setahun NTB diguncang 7.000 gempa bumi
Apalagi sebagai ibu kota provinsi, Kota Mataram terus berkembang sehingga proses pembangunan juga terus terjadi. Namun dengan adanya peta kerentanan seismik tersebut, pemerintah kota bisa memetakan di mana akan membangun misalnya sebuah ruang publik yang aman.
"Kalau peta kerentanan seismik dengan tanda merah-merah, terindikasi masuk menjadi titik kerentanan seismik. Terutama pada wilayah dekat pantai," katanya.
Oleh karena itu, dengan adanya peta kerentanan seismik tersebut Pemerintah Kota Mataram bisa melakukan berbagai langkah antisipasi pada kawasan merah.
"Kalaupun harus ada bangunan di kawasan merah, maka harus memilih bangunan dengan konstruksi tahan gempa. Tapi jika masih bisa dihindari sebaiknya mencari lokasi lain," katanya.
Sementara Kepala Stasiun BMKG Mataram Ardianto Septiadi yang mendampingi Nelly menambahkan, secara umum wilayah Provinsi NTB di kelilingi sumber gempa.
Baca juga: Masyarakat Mataram diimbau tetap tenang terkait potensi megathrus
Karena itulah, BMKG membuat peta kerentanan seismik dengan tujuan ketika ada guncangan melewati suatu medium di seismik dampaknya bisa diukur. Salah satunya, potensi keretakan dan dampak lainnya, sehingga itu bisa menjadi acuan pembangunan.
"Di Indonesia, sekarang sudah ada bangunan tahan seismik yakni SNI 1927 2019 terkait ketahanan bangunan seismik sebagai dasar pembangunan," katanya.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 4,4 dirasakan di Kota Mataram
Menanggapi hal itu, Asisten I Setda Kota Mataram H Lalu Martawang menyampaikan terima kasih kepada BMKG RI yang telah memberikan peta kerentanan seismik sebagai referensi kebijakan dalam pembangunan Kota Mataram ke depan sehingga lebih adaptif dengan potensi bencana.
"Semoga kita semua terhindar dari berbagai potensi bencana," katanya.
Baca juga: BPBD Mataram meminta warga pantau informasi perihal gempa dari BMKG