Pengamat ingatkan Jokowi selektif pilih menteri

Selasa, 30 Juli 2019 10:30 WIB

Mataram (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq mengingatkan Presiden terpilih Joko Widodo untuk selektif memilih menteri di kabinet mendatang.

"Presiden terpilih diharapkan memilih menteri dengan cermat dan betul-betul selektif," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.

Dia juga mengingatkan bahwa pemilihan menteri akan lebih optimal dengan melibatkan KPK dan PPATK.

"Dengan demikian diharapkan tidak ada calon menteri yang memiliki jejak korupsi," katanya.

Selain itu, dia juga berharap agar presiden terpilih meneliti kelayakan calon menteri secara administratif

"Sebagai dirigen, presiden terpilih harus memilih menteri dengan sangat tepat," katanya.

Dia menambahkan, pemberian 'jatah' menteri kepada partai pendukung juga merupakan hal yang wajar asalkan tetap proporsional dan profesional.

"Boleh saja memberi 'jatah' menteri kepada partai pendukung. Saya kira itu hal yang wajar-wajar saja. Yang penting proporsional dan profesional," katanya.

Selain itu, kata dia, presiden terpilih juga harus memilih menteri yang kompeten dan berintegritas.

"Figur menteri yang kompeten dan berintegritas akan sangat membantu presiden terpilih dalam penyelenggaraan pemerintahan," katanya.

Sebelumnya, dia juga mengingatkan mengenai penting dan strategisnya peran oposisi.

Menurut dia, oposisi berperan sebagai kekuatan penyeimbang dan pengontrol jalannya penyelenggaraan pemerintahan.

"Oposisi memiliki peran yang sangat penting dalam rangka mengawal penyelenggaraan pemerintahan," katanya.

Kendati demikian, kata dia, menjadi oposisi bukan berarti asal beda dengan pemerintah.

"Bukan pula dengan terus mencari-cari cara untuk menjatuhkan pemerintah. Bila kebijakan yang diambil oleh pemerintah sudah benar, pihak oposisi tidak selayaknya mengganjal. Malahan harus mendukung dan mengawal agar kebijakan tersebut dijalankan juga dengan cara yang benar," katanya.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Penindakan tambang ilegal diharapkan tetap sesuai ketentuan

23 November 2024 6:19 Wib

Polri perlu tegakkan hukum di kasus polisi tembak polisi

23 November 2024 5:59 Wib

Pengamat Hukum pertanyakan RUU Perampasan Aset tak masuk Prolegnas Prioritas

22 November 2024 18:18 Wib

Pengamat: RUU Pengampunan Pajak bukti tidak serisunya DPR brantas korupsi

22 November 2024 13:22 Wib

Pengamat menyoroti formulasi bahasa pada pernyataan bersama RI-China

22 November 2024 5:16 Wib
Terpopuler

Bantuan beras terkait dampak cuaca ekstrem di Mataram belum keluarkan

Kabar NTB - 19 November 2024 13:57 Wib

Jepang vs skor 3-1 untuk kemenangan Jepang

Sepakbola - 19 November 2024 21:44 Wib

Pemprov NTB tegaskan tak tutup mata dengan perkembangan SDM

Kabar NTB - 20 November 2024 15:18 Wib

Bulan Mutu Nasional 2024 angkat standardisasi

Nasional - 21 November 2024 6:40 Wib

LPK NTB diminta perluas kemitraan dengan dunia usaha dan industri

Kabar NTB - 21 November 2024 15:30 Wib