Mataram (ANTARA) - Pedagang hewan kurban di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjamur menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah seperti memenuhi ruas Jalan Majapahit, Dasan Agung.
Dari pantauan Antara Kamis, harga hewan kurban yang ditawarkan untuk sapi berkisar antara Rp13 juta sampai Rp18 juta per ekor sedangkan kambing berkisaran antara Rp1,8 juta sampai Rp3,5 juta per ekornya.
Haerudin, salah seorang Pedagang hewan kurban mengatakan, dirinya mengambil hewan kurban di Desa Bengkel Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
“Kita ambil hewan kurban di desa Bengkel langsung dari Peternaknya, kalau tahun lalu, kita ambil di Lombok Tengah Kuripan, hewan ini sistemnya mereka titip, nanti yang terjual kita bagi hasil kalau tidak terjual kita kembalikan, sedangkan sapi sistemnya kita beli kalaupun tidak di beli, minimal ada uang mukanya dulu,” katanya.
Lebih lanjut Haeruddin mengatakan kendala perawatan hewan kurban minimnya persediaan pakan karena musim kemarau.
“Saya kesusahan untuk pakannya, karena sekarang lagi musim kering, banyak orang menanam padi, tidak seperti tahun lalu banyak orang yang menanam jagung ,jadi lebih enak kita ambil batangnya untuk di makan sapi,” Katanya.
Sementara itu, Ahmadji, pedagang lainnya, mengatakan hewan kurban ini dikumpulkan dari banyak peternak mulai dari Lombok timur, Lombok Tengah, ada juga di Lombok Barat. Tapi kebanyakan dari Lombok timur karena harganya lebih murah selisihnya sekitar lima ratus ribu 'lumayan', katanya.
Dari pantauan Antara Kamis, harga hewan kurban yang ditawarkan untuk sapi berkisar antara Rp13 juta sampai Rp18 juta per ekor sedangkan kambing berkisaran antara Rp1,8 juta sampai Rp3,5 juta per ekornya.
Haerudin, salah seorang Pedagang hewan kurban mengatakan, dirinya mengambil hewan kurban di Desa Bengkel Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
“Kita ambil hewan kurban di desa Bengkel langsung dari Peternaknya, kalau tahun lalu, kita ambil di Lombok Tengah Kuripan, hewan ini sistemnya mereka titip, nanti yang terjual kita bagi hasil kalau tidak terjual kita kembalikan, sedangkan sapi sistemnya kita beli kalaupun tidak di beli, minimal ada uang mukanya dulu,” katanya.
Lebih lanjut Haeruddin mengatakan kendala perawatan hewan kurban minimnya persediaan pakan karena musim kemarau.
“Saya kesusahan untuk pakannya, karena sekarang lagi musim kering, banyak orang menanam padi, tidak seperti tahun lalu banyak orang yang menanam jagung ,jadi lebih enak kita ambil batangnya untuk di makan sapi,” Katanya.
Sementara itu, Ahmadji, pedagang lainnya, mengatakan hewan kurban ini dikumpulkan dari banyak peternak mulai dari Lombok timur, Lombok Tengah, ada juga di Lombok Barat. Tapi kebanyakan dari Lombok timur karena harganya lebih murah selisihnya sekitar lima ratus ribu 'lumayan', katanya.