Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr H Zulkieflimansyah mencangkan sekolah dengan "lingkungan sampah nihil" (lisan) di Kota Mataram, sebagai salah satu upaya mendukung penyuksesan program "zero waste" Tahun 2023.
Kegiatan pencanangan sekolah "lisan" tersebut dirangkaikan dengan peresmian Jembatan Dasan Agung yang menghubungkan dengan Kelurahan Kebon Sari di pinggir Kali Jangkuk, Jumat. Acara itu dihadiri juga oleh Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Wakil Wali Kota, Kepala Dinas Lingkungan Hidup serta sejumlah pipinan organisasi perangkat daerah tingkat Provinsi NTB dan Kota Mataram.
Dalam kesempatan itu Gubernur mengatakan untuk mengubah pola pikir masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman, teman bergaul dan dan tingkatan ekonomi.
Dengan kata lain, kalau mau menyelesaikan persoalan sampah di NTB, khususnya di Kota Mataram, maka perbaiki pendidikannya, perkaya pengalamannya, perluas tata pergaulannya dan perluas tingkatan ekonomi masyarakat.
"Insya Allah dengan program-program itu, akan menghasilkan NTB lebih baik dan kota yang menjadi kebanggaan kita," katanya.
Dia mengatakan, Kota Mataram dan NTB kalau kompak dan berbarengan selalu memenangkan juara satu tingkat nasional. Menurut dia, NTB tidak mungkin hebat kalau Kota Mataram tidak hebat.
"Jadi salah satu upaya serius membangun NTB adalah dengan mendandani Kota Mataram sebagai Ibu Kota Provinsi NTB," katanya.
Sementara Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengatakan, program sekolah lisan yang sudah berjalan di 15 sekolah se-Kota Mataram ini diharapkan bisa terus bertambah dan bila perlu semua sekolah menjadi sasaran program sekolah lisan.
"Permasalahan sampah memang cukup berat, sehingga perlu kreativitas untuk bisa mengolah sampah bernilai ekonomi," katanya.
Dalam penanganan sampah, kata Wali Kota, Pemerintah Kota benar-benar serius, apalagi Pemerintah Provinsi sudah menargetkan Tahun 2023, NTB dengan program "zero waste" mampu melakukan pengurangan sampah.
"Untuk mewujudkan hal itu, kita akan terus bekerja keras," katanya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 350 ton per hari, untuk penanganan dan jangkauan mencapai 83 persen.
Dengan demikian, sekitar 17 persen sampah di Matraam belum dapat terkelola, sementara proses pengurangan sampah telah dilakukan sekitar 3,5 persen.
Kegiatan pencanangan sekolah "lisan" tersebut dirangkaikan dengan peresmian Jembatan Dasan Agung yang menghubungkan dengan Kelurahan Kebon Sari di pinggir Kali Jangkuk, Jumat. Acara itu dihadiri juga oleh Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Wakil Wali Kota, Kepala Dinas Lingkungan Hidup serta sejumlah pipinan organisasi perangkat daerah tingkat Provinsi NTB dan Kota Mataram.
Dalam kesempatan itu Gubernur mengatakan untuk mengubah pola pikir masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman, teman bergaul dan dan tingkatan ekonomi.
Dengan kata lain, kalau mau menyelesaikan persoalan sampah di NTB, khususnya di Kota Mataram, maka perbaiki pendidikannya, perkaya pengalamannya, perluas tata pergaulannya dan perluas tingkatan ekonomi masyarakat.
"Insya Allah dengan program-program itu, akan menghasilkan NTB lebih baik dan kota yang menjadi kebanggaan kita," katanya.
Dia mengatakan, Kota Mataram dan NTB kalau kompak dan berbarengan selalu memenangkan juara satu tingkat nasional. Menurut dia, NTB tidak mungkin hebat kalau Kota Mataram tidak hebat.
"Jadi salah satu upaya serius membangun NTB adalah dengan mendandani Kota Mataram sebagai Ibu Kota Provinsi NTB," katanya.
Sementara Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengatakan, program sekolah lisan yang sudah berjalan di 15 sekolah se-Kota Mataram ini diharapkan bisa terus bertambah dan bila perlu semua sekolah menjadi sasaran program sekolah lisan.
"Permasalahan sampah memang cukup berat, sehingga perlu kreativitas untuk bisa mengolah sampah bernilai ekonomi," katanya.
Dalam penanganan sampah, kata Wali Kota, Pemerintah Kota benar-benar serius, apalagi Pemerintah Provinsi sudah menargetkan Tahun 2023, NTB dengan program "zero waste" mampu melakukan pengurangan sampah.
"Untuk mewujudkan hal itu, kita akan terus bekerja keras," katanya.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menyebutkan, volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai sekitar 350 ton per hari, untuk penanganan dan jangkauan mencapai 83 persen.
Dengan demikian, sekitar 17 persen sampah di Matraam belum dapat terkelola, sementara proses pengurangan sampah telah dilakukan sekitar 3,5 persen.