Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 
menyiapkan peraturan bupati
tentang menggerakkan program kembali ke khittah pendidikan melalui peningkatan literasi dasar. 

Untuk memperkuat literasi dasar yang termasuk dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS),  Dikpora tengah menyiapkan draf peraturan bupati tentang Gerakan Kembali Ke Khittah Pendidikan, yang di dalamnya memuat penguatan literasi, kata Kadisdikpora Lombok Utara, Dr Fauzan, di Mataram, Minggu.

Dalam Pelatihan Pembelajaran Literasi Kelas Awal (PELITA) kerjasama dengan INOVASI,
dikatakan, program tersebut adalah program unggulan Pemerintah Daerah Lombok Utara sebagaimana tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Lombok Utara tahun 2016-2021. 

Sehingga diharapkan semua pihak dapat mendukung implementasi program ini. 

Sementara itu, District Facilitator INOVASI Anhar Putra Iswanto mengungkapkan INOVASI mendukung upaya Dinas Pendidikan untuk menyiapkan regulasi tentang penyelenggaran pendidikan sebagai dasar implementasi program. 

INOVASI juga turut serta dalam membahas draf Peraturan Bupati terutama dalam kaitannya dengan pengembangan literasi.  

“INOVASI fokus pada pengembangan literasi di sekolah, karena itu bila kita punya regulasi yang mengatur implementasi penguatan literasi di sekolah, ini pasti akan lebih baik," katanya. 

Menurut Dr Fauzan, kemampuan literasi siswa saat ini menjadi fokus Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Utara. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah telah menggelontorkan anggaran yang besar khusus untuk meningkatkan ketercapaian belajar siswa di kelas. 

Hal ini merupakan komitmen Pemerintah untuk melakukan scale-out atau penyebarluasan program INOVASI di tingkat gugus-gugus di Lombok Utara.

Saat ini sebanyak 20 sekolah sekolah mengikuti pelatihan PELITA yang biayanya bersumber dari APBD Kabupaten Lombok Utara tahun 2019. 

Selain PELITA, INOVASI juga telah melakukan beragam kegiatan untuk mendorong peningkatan literasi siwa, diantaranya pelatihan Guru BAIK (Belajar, Aspiratif, Inklusif dan Kontekstual), Gema Literasi, Formatif Assesment dan program Saya Suka Membaca kerjasama dengan Yayasan Tunas Aksara. 

Khusus guru-guru yang dilatih ini adalah guru kelas 1, 2 dan kelas 3 serta kepala sekolah, pengawas dan kepala UPTD. 

Menurut data Eraly Grade Reading Assesment (EGRA) yang dilakukan INOVASI di tiga kecamatan di Lombok Utara, rata-rata sebanyak 31,1 persen siswa yang dapat mengenal huruf, 21,7 persen siswa dapat membedakan bunyi awal kata, 25,5 persen dapat membaca kata tidak bermakna dan 19,5 persen pemahaman membaca. 

Berdasarkan data EGRA ini juga ditemukan bahwa siswa perempuan cenderung memiliki kemampuan membaca lebih baik dari pada siswa laki-laki.

Rendahnya kemampuan membaca siswa di Lombok Utara ini mendorong Pemerintah untuk terus melakukan terobosan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 

Salah satu Fasilitator Daerah (Fasda) Suwarto mengukapkan bahwa program PELITA dapat meningkatkan inovasi-inovasi baru bagi guru untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. 

Salah satu materinya adalah Kelas Literat yang mengajarkan kepada guru untuk membuat kelas kaya dengan bahan bacaan dan cetakan. Sehingga membuat siswa senang di kelas. 


 

Pewarta : Antara
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024