Polisi menangkap 36 orang demonstran, ada yang berusia 12 tahun

Senin, 26 Agustus 2019 10:48 WIB

Mataram (ANTARA) -  Polisi Hong Kong pada Senin menyatakan mereka menangkap 36 orang, yang paling muda berusia 12 tahun, setelah kerusuhan selama demonstrasi anti-pemerintah meningkat.

Selama aksi mereka, pemrotes melemparkan bom Molotov ke arah pasukan keamanan yang membalas dengan gas air mata dan semprotan air.

Protes Ahad menyaksikan sebagian bentrokan paling sengit antara polisi dan demonstran sejak kerusuhan meningkat pada pertengahan Juni mengenai rancangan undang-undang ekstradisi yang kini dibekukan yang mestinya mengizinkan orang Hong Kong diekstradisi ke China Daratan untuk diadili.

Polisi menyemprotkan air dan menembakkan gas air mata dalam bentrokan yang berlangsung dengan pemrotes yang melempar batu pada Ahad, hari kedua bentrokan sengit di kota yang dikuasai China tersebut.

Enam petugas mengeluarkan pistol mereka dan melepaskan tembakan peringatan ke udara, kata polisi di dalam satu pernyataan.

"Meningkatnya aksi tidak sah dan rusuh oleh pemrotes bukan hanya membuat marah, tapi mereka juga mendorong Hong Kong ke tebing situasi yang sangat berbahaya," kata pemerintah di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.

Pemrotes kembali menggunakan taktik kucing-kucingan pada malam hari; mereka bergerak cepat ke berbagai lokasi di seluruh bekas koloni Inggris tersebut, tempat mereka mendirikan barikade untuk memblokir sebagian jalan, setelah pertemuan terbuka yang kebanyakan damai pada siang hari yang sama.

Polisi mengatakan mereka menangkap 29 pria dan tujuh perempuan, yang berusia 12 sampai 48 tahun, karena pelanggaran termasuk berkumpul secara tidak sah, memiliki senjata serang dan menyerang petugas polisi.

Bentrokan pada Sabtu dan Ahad menandai kembalinya kerusuhan setelah berhari-hari demonstrasi yang lebih tenang. Protes itu, yang meningkat pada Juni berhubungan dengan rancangan undang-undang ekstradisi yang sekarang dibekukan, telah mengguncang Hong Kong selama tiga bulan, kadang-kala mengakibatkan gangguan serius termasuk penutupan paksa bandar udara.

Kota tersebut, pusat keuangan utama di Asia, menghadapi krisis politik terbesarnya sejak penyerahan kekuasaan dari Inggris pada 1997.

Pemrotes mengatakan mereka memerangi pengikisan pengaturan "satu negara, dua sistem", yang melandasi kembalinya Hong Kong kepada China dengan janji kebebasan yang berlanjut, yang tidak dinikmati oleh rakyat China Daratan, selama 50 tahun.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Ratusan ribu warga berunjuk rasa tuntut pemilu dini di Israel

01 April 2024 14:02 Wib

Nikmatnya kuliner Nusantara warisan Bung Karno

28 March 2024 8:29 Wib

Benarkah kolesterol tinggi bisa menimbulkan rasa lelah?

23 March 2024 7:30 Wib

Ramadhan momentum bangun persaudaraan antarumat beragama

22 March 2024 4:38 Wib

KPU nilai unjuk rasa menjelang penetapan pemilu hal biasa

18 March 2024 18:25 Wib
Terpopuler

Kemendagri tetapkan Sekda Ilham jadi Pj Bupati Lombok Barat

Kabar NTB - 22 April 2024 15:25 Wib

Film horor "Temurun" rilis trailer resminya

Budaya & Pariwisata - 23 April 2024 12:10 Wib

Pedrosa sabet podium Sprint di Jerez usai Quartararo

Olahraga - 5 jam lalu

Polisi imbau warga hindari kawasan Monas terkait pengumuman MK

Hukum Kriminal - 22 April 2024 7:36 Wib

Rio Waida waspadai ombak "mematikan" Tahiti di Olimpiade Paris

Olahraga - 25 April 2024 18:07 Wib