Mataram (ANTARA) - Yusril Sani Riandika Putra, siswa kelas XI SMAN 1 Mataram yang mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2019 di Lampung meraih medali emas mengalahkan 10 finalis gitar solo dari sejumlah provinsi di tanah air.
"Saya memainkan gitar lagu Malam Tiba Ibu Sud, Alhmamdulillah terpilih menjadi juara pertama," kata Yusril yang bercita-cita masuk Fakultas Kedokteran Universitas Mataram kepada Antara, Selasa.
Untuk meraih juara pertama itu, membutuhkan tantangan tersendiri saat memasuki fase final. Seperti dirinya hanya diberikan kesempatan semalam untuk mengaransemen lagu setelah diberikan partitur atau not balok lagu Malam Tiba.
Dirinya mengaransemen lagu itu seorang diri di kamar hotel alias tanpa ada instruktur. "Sempat grogi juga saat final, tapi bisa juga dilalui dengan lancar," katanya.
Untuk mencapai grand final itu, Yusril yang mewakili NTB itu harus bersaing dengan gitaris dari 34 provinsi di tanah air. Kemudian, diambil 10 finalis termasuk dirinya hingga meraih medali emas.
Ia menceritakan pada Juli 2019, dirinya ditunjuk oleh pihak sekolahnya SMAN 1 Mataram untuk mengikuti seleksi untuk mengikuti FLS2N tingkat Kota Mataram. "Saat itu, saya terpilih untuk mewakili Kota Mataram mengikuti ajang seleksi tingkat provinsi. Di provinsi, dirinya harus bersaing dengan 10 gitaris lainnya," kata putra bungsu dari pasangan H Nur Fikri dan Hj Anisah.
Sementara itu, ayahnya H Nur Fikri merasa bangga dengan prestasi yang diraih oleh anak bungsunya itu dan semuanya dilalui dengan proses panjang.
"Anak saya ini murni belajar sendiri sejak kelas V sekolah dasar yang sering melihat kakaknya bermain gitar," katanya.
Kemudian, kata dia, Yusril mencoba belajar dari youtube melihat not balok dan hasilnya luar biasa. "Sama sekali tidak mengenyam kursus gitar, murni belajar sendiri atau otodidak," katanya.
"Saya memainkan gitar lagu Malam Tiba Ibu Sud, Alhmamdulillah terpilih menjadi juara pertama," kata Yusril yang bercita-cita masuk Fakultas Kedokteran Universitas Mataram kepada Antara, Selasa.
Untuk meraih juara pertama itu, membutuhkan tantangan tersendiri saat memasuki fase final. Seperti dirinya hanya diberikan kesempatan semalam untuk mengaransemen lagu setelah diberikan partitur atau not balok lagu Malam Tiba.
Dirinya mengaransemen lagu itu seorang diri di kamar hotel alias tanpa ada instruktur. "Sempat grogi juga saat final, tapi bisa juga dilalui dengan lancar," katanya.
Untuk mencapai grand final itu, Yusril yang mewakili NTB itu harus bersaing dengan gitaris dari 34 provinsi di tanah air. Kemudian, diambil 10 finalis termasuk dirinya hingga meraih medali emas.
Ia menceritakan pada Juli 2019, dirinya ditunjuk oleh pihak sekolahnya SMAN 1 Mataram untuk mengikuti seleksi untuk mengikuti FLS2N tingkat Kota Mataram. "Saat itu, saya terpilih untuk mewakili Kota Mataram mengikuti ajang seleksi tingkat provinsi. Di provinsi, dirinya harus bersaing dengan 10 gitaris lainnya," kata putra bungsu dari pasangan H Nur Fikri dan Hj Anisah.
Sementara itu, ayahnya H Nur Fikri merasa bangga dengan prestasi yang diraih oleh anak bungsunya itu dan semuanya dilalui dengan proses panjang.
"Anak saya ini murni belajar sendiri sejak kelas V sekolah dasar yang sering melihat kakaknya bermain gitar," katanya.
Kemudian, kata dia, Yusril mencoba belajar dari youtube melihat not balok dan hasilnya luar biasa. "Sama sekali tidak mengenyam kursus gitar, murni belajar sendiri atau otodidak," katanya.