Serang (ANTARA) - Sebanyak tujuh warga Banten yang menetap di Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Papua, tiba di Kantor UPTD Lingkungan Sosial pada Dinas Sosial Banten, di Cipocokjaya, Serang, Mjnggu.
Mereka pulang ke Banten, setelah tim kemanusiaan dari pemerintah Provinsi Banten menjemput dan memberikan bantuan kepada mereka. Ketujuh orang itu adalah, Hatib, Juher, Nurul Huda, Fikri, Rapiudin, Taufik Rohman dan, Aspihani.
Rohman mengungkapkan rasa syukur karena telah kembali lagi Banten, setelah selama 10 hari lebih berada di pengungsian di kawasan Expo Wamena.
"Pada saat kejadian aksi unjukrasa yang pertama, 29 Agustus, tidak terlalu parah. Sedangkan yang kedua, 23 September, itu kejadianya besar. Sebenarnya kami setelah ada aksi 29 Agustus, ingin pulang, tapi tidak ada transportasinya," kata dia.
Ketua kelompok pedagang remote elektronik dan telah 10 tahun merantau di Wamena ini mengaku belum memiliki rencana apakah akan kembali lagi ke Papua.
"Saya ingin kerja di sini, dari pada harus merantau," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Banten, Nurhana, didampingi Kepala Seksi Perlindungan Sosial dan Korban Bencana Dinas Sosial Banten, Irma Mulyasari, mengungkapkan, kedatangan tujuh orang warganya ini merupakan gelombang pertama dari tiga kelompok warga yang akan dipulangkan ke Banten dari Papua.
"Total warga Banten yang ada di Wamena sekitar 34, dan yang sudah pulang tujuh orang. Nanti malam ada 21 orang dan sisanya besok, Senin," katanya.
Dikatakan Nurhana, saat ini pos Provinsi Banten di Wamena masih dibuka sampai 10 Oktober 2019. "Tim kami disana ada yang siaga, karena pos kami dibuka selama tujuh hari. Ada kemungkinan warga Banten itu akan bertambah," kata Nurhana.
Mereka pulang ke Banten, setelah tim kemanusiaan dari pemerintah Provinsi Banten menjemput dan memberikan bantuan kepada mereka. Ketujuh orang itu adalah, Hatib, Juher, Nurul Huda, Fikri, Rapiudin, Taufik Rohman dan, Aspihani.
Rohman mengungkapkan rasa syukur karena telah kembali lagi Banten, setelah selama 10 hari lebih berada di pengungsian di kawasan Expo Wamena.
"Pada saat kejadian aksi unjukrasa yang pertama, 29 Agustus, tidak terlalu parah. Sedangkan yang kedua, 23 September, itu kejadianya besar. Sebenarnya kami setelah ada aksi 29 Agustus, ingin pulang, tapi tidak ada transportasinya," kata dia.
Ketua kelompok pedagang remote elektronik dan telah 10 tahun merantau di Wamena ini mengaku belum memiliki rencana apakah akan kembali lagi ke Papua.
"Saya ingin kerja di sini, dari pada harus merantau," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Banten, Nurhana, didampingi Kepala Seksi Perlindungan Sosial dan Korban Bencana Dinas Sosial Banten, Irma Mulyasari, mengungkapkan, kedatangan tujuh orang warganya ini merupakan gelombang pertama dari tiga kelompok warga yang akan dipulangkan ke Banten dari Papua.
"Total warga Banten yang ada di Wamena sekitar 34, dan yang sudah pulang tujuh orang. Nanti malam ada 21 orang dan sisanya besok, Senin," katanya.
Dikatakan Nurhana, saat ini pos Provinsi Banten di Wamena masih dibuka sampai 10 Oktober 2019. "Tim kami disana ada yang siaga, karena pos kami dibuka selama tujuh hari. Ada kemungkinan warga Banten itu akan bertambah," kata Nurhana.