Batusangkar, (ANTARA) - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disebut Kak Seto mengatakan lingkungan adalah faktor utama dalam pembentukan karakter dan perilaku anak.
"Tidak ada anak yang tidak suka belajar, kalau ada anak yang tidak suka belajar adalah lingkungan yang salah. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi proses tumbuh kembang seorang anak," kata Kak Seto di Batusangkar, Selasa.
Hal itu dikatakannya saat berbicara pada acara Indonesia Millennial Teachers Festival (INTF) yang dihadiri guru-guru se-Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat di Istano Basa Pagaruyung, Selasa.
Ia percaya tidak ada anak di Indonesia yang malas belajar jika norma hidup terhadap mereka terpenuhi, sehingga mereka akan mengerti tentang bagaimana ia bertindak dan bersikap.
Ia mengaku pernah bertanya kepada salah seorang murid bahwa selama ini diajarkan di rumahnya saat belajar dilakukan di atas meja makan, di depan televisi yang sebenarnya salah dan tidak pas waktu untuk belajar yang bisa memecah konsentrasi anak.
Kemudian juga siaran televisi, suasana di lingkungan sekolah dan di tengah masyarakat yang tidak mendukung juga salah satu faktor mempengaruhi perilaku anak.
"Buatlah suasana belajar yang menyenangkan bagi anak. Sebab belajar yang paling efektif adalah belajar dalam suasana gembira," katanya.
Selain itu Kak Seto juga berpesan kepada guru yang hadir terkait standar pendidikan nasional sebagai dasar dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.
"Salah satunya adalah etika, jangan lupakan itu. Guru harus bisa dipegang ucapannya dan ditiru sikap dan perilakunya, maka guru harus berakhlak dalam segala situasi dan kondisi. Kalau kita berbicara sopan, dengan teguh, penuh dengan kasih sayang maka pada dasarnya anak-anak akan senang belajar," ujarnya.
"Tidak ada anak yang tidak suka belajar, kalau ada anak yang tidak suka belajar adalah lingkungan yang salah. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi proses tumbuh kembang seorang anak," kata Kak Seto di Batusangkar, Selasa.
Hal itu dikatakannya saat berbicara pada acara Indonesia Millennial Teachers Festival (INTF) yang dihadiri guru-guru se-Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat di Istano Basa Pagaruyung, Selasa.
Ia percaya tidak ada anak di Indonesia yang malas belajar jika norma hidup terhadap mereka terpenuhi, sehingga mereka akan mengerti tentang bagaimana ia bertindak dan bersikap.
Ia mengaku pernah bertanya kepada salah seorang murid bahwa selama ini diajarkan di rumahnya saat belajar dilakukan di atas meja makan, di depan televisi yang sebenarnya salah dan tidak pas waktu untuk belajar yang bisa memecah konsentrasi anak.
Kemudian juga siaran televisi, suasana di lingkungan sekolah dan di tengah masyarakat yang tidak mendukung juga salah satu faktor mempengaruhi perilaku anak.
"Buatlah suasana belajar yang menyenangkan bagi anak. Sebab belajar yang paling efektif adalah belajar dalam suasana gembira," katanya.
Selain itu Kak Seto juga berpesan kepada guru yang hadir terkait standar pendidikan nasional sebagai dasar dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.
"Salah satunya adalah etika, jangan lupakan itu. Guru harus bisa dipegang ucapannya dan ditiru sikap dan perilakunya, maka guru harus berakhlak dalam segala situasi dan kondisi. Kalau kita berbicara sopan, dengan teguh, penuh dengan kasih sayang maka pada dasarnya anak-anak akan senang belajar," ujarnya.