Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera menyiapkan tempat pembuangan sementara (TPS) alternatif, untuk menampung sampah dari masyarakat akibat kebakaran Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
"Apabila dalam dua hingga tiga hari ke depan TPAR belum juga bisa beroperasi karena kebakaran, kita sudah siapkan lahan TPA alternatif di Tanjung Karang," kata Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Ia menilai, kebedaraan TPS alternatif di Tanjung Karang bisa lebih representatif sebab lahan yang tersedia cukup luas yakni sekitar 3,5 hektare sementara TPS darurat di Kebon Talo yang lahannya hanya sekitar 50 are.
Karena itu, Mohan menilai keberadaan TPS darurat di Kebon Talo sebenarnya kurang efektif, namun tetapi TPS darurat menjadi solusi untuk sementara agar tidak terjadi penumpukan sampah di sejumlah TPS dan depo serta masyarakat tidak mengeluh.
"Untuk menjadikan areal di Kebon Talo menjadi TPS darurat sempat ada resistansi, tetapi setelah kita jelaskan akhirnya warga sekitar mau menerima," katanya.
Sistem penanganan sampah di TPS darurat Kebon Talo dilakukan dengan opsi penimbunan menggunakan dua alat berat, sambil menunggu dan melihat situasi dan perkembangan TPAR Kebon Kongok dua hingga tiga hari ke depan.
"Koordinasi dengan provinsi tetap kami lakukan dan Alhamdulillah, hari ini ada kabar kalau api sudah mulai mereda meskipun belum ada kejelasan kapan akan dibuka lagi," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Irwan Rahadi sebelumnya mengatakan, Pembukaan TPS darurat sekaligus untuk memberikan kepastian dan menormalkan kembali pelayanan masyarakat sehingga berbagai sampah yang dihasilkan bisa tertangani setiap hari.
"Tapi perlu diingat, TPS darurat merupakan solusi jangka pendek. Begitu TPAR kembali dibuka dan beroperasi, TPS darurat kita tutup," katanya.
Kebakaran TPAR Kebon Kongok terjadi sejak Minggu (13/10) siang, sempat berhasil di padamkan pada malam hari. Tetapi Senin siang (14/10), kebakaran areal TPA kembali terjadi, sehingga terjadi penumpukan sampah di sejumlah TPS dan Depo.
Menurut dia, kebakaran di areal TPAR salah satunya dipicu karena banyaknya sampah yang belum diratakan. Semestinya, begitu sampah datang langsung diratakan.
"Apabila dalam dua hingga tiga hari ke depan TPAR belum juga bisa beroperasi karena kebakaran, kita sudah siapkan lahan TPA alternatif di Tanjung Karang," kata Wakil Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Ia menilai, kebedaraan TPS alternatif di Tanjung Karang bisa lebih representatif sebab lahan yang tersedia cukup luas yakni sekitar 3,5 hektare sementara TPS darurat di Kebon Talo yang lahannya hanya sekitar 50 are.
Karena itu, Mohan menilai keberadaan TPS darurat di Kebon Talo sebenarnya kurang efektif, namun tetapi TPS darurat menjadi solusi untuk sementara agar tidak terjadi penumpukan sampah di sejumlah TPS dan depo serta masyarakat tidak mengeluh.
"Untuk menjadikan areal di Kebon Talo menjadi TPS darurat sempat ada resistansi, tetapi setelah kita jelaskan akhirnya warga sekitar mau menerima," katanya.
Sistem penanganan sampah di TPS darurat Kebon Talo dilakukan dengan opsi penimbunan menggunakan dua alat berat, sambil menunggu dan melihat situasi dan perkembangan TPAR Kebon Kongok dua hingga tiga hari ke depan.
"Koordinasi dengan provinsi tetap kami lakukan dan Alhamdulillah, hari ini ada kabar kalau api sudah mulai mereda meskipun belum ada kejelasan kapan akan dibuka lagi," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Irwan Rahadi sebelumnya mengatakan, Pembukaan TPS darurat sekaligus untuk memberikan kepastian dan menormalkan kembali pelayanan masyarakat sehingga berbagai sampah yang dihasilkan bisa tertangani setiap hari.
"Tapi perlu diingat, TPS darurat merupakan solusi jangka pendek. Begitu TPAR kembali dibuka dan beroperasi, TPS darurat kita tutup," katanya.
Kebakaran TPAR Kebon Kongok terjadi sejak Minggu (13/10) siang, sempat berhasil di padamkan pada malam hari. Tetapi Senin siang (14/10), kebakaran areal TPA kembali terjadi, sehingga terjadi penumpukan sampah di sejumlah TPS dan Depo.
Menurut dia, kebakaran di areal TPAR salah satunya dipicu karena banyaknya sampah yang belum diratakan. Semestinya, begitu sampah datang langsung diratakan.