Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo kembali menyinggung tentang besarnya subsidi yang diberikan negara terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air, dalam kunjungan kerjanya ke Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu.
"Kita harus mensubsidi ke sana (harga BBM), dari Rp152 triliun melompat kepada Rp502 triliun. Ini besar sekali," ujar Presiden saat menghadiri pembukaan Kongres Nasional ke-32 dan Sidang Majelis Permusyawaratan Anggota ke-31 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) di Samarinda, Rabu.
"Kita belum sembuh dari COVID. COVID-19 masih ada sekarang ini. Dua minggu yang lalu kita masih berada di angka 200-300 kasus harian, dalam 5 hari belakangan ini sudah naik lagi ke 1.200," tutur Presiden Jokowi.
"Inflasi di semua negara naik semuanya. Hati-hati mengenai ini. Ini sesuatu yang tidak mudah. Ada yang bertanya kepada saya, 'Pak di sini bensin Pertalite nggak naik masih 7.650, solar masih harganya harga lama, elpiji juga masih harganya harga lama?' Hati-hati itu bukan harga keekonomian, bukan harga yang seharusnya, itu adalah harga yang sudah disubsidi," ujar Presiden.
Presiden kembali memberikan perbandingan harga BBM di Indonesia dengan di negara lain. Di Singapura dan Jerman, harga BBM dalam rupiah sudah mencapai Rp31.000 per liter, di Thailand Rp20.000 per liter dan di Amerika Rp17.000 per liter.
Baca juga: Komitmen Presiden Jokowi berantas korupsi tak pernah surut
Berita Terkait
Pemerintah komunikasi intensif dengan pemimpin dunia
Rabu, 17 April 2024 5:40
Presiden Jokowi belanja buah dan sayur di Pasar Buah Berastagi Sumut
Sabtu, 13 April 2024 19:52
Presiden Jokowi lantik Marsdya Tonny sebagai KSAU
Rabu, 3 April 2024 9:26
Marsdya TNI Tonny Harjono jabat KSAU gantikan Marsekal Fadjar Prasetyo.
Selasa, 2 April 2024 8:28
Jokowi, Prabowo-Airlangga buka puasa bersama
Kamis, 28 Maret 2024 19:32
Presiden Jokowi sudah ucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran
Jumat, 22 Maret 2024 5:32
Jokowi apresiasi kinerja KPU Pemilu 2024
Kamis, 21 Maret 2024 11:07
Presiden Jokowi meresmikan 24 ruas jalan senilai Rp648 miliar di Kalbar
Rabu, 20 Maret 2024 18:15