New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mempertimbangkan jalur pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve di tengah komentar hawkish para pejabat dan keberlanjutan pasar bullish baru-baru ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 108,94 poin atau 0,32 persen, menjadi menetap di 34.299,12 poin. Indeks S&P 500 berkurang 16,25 poin atau 0,37 persen, menjadi berakhir di 4.409,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 93,25 poin atau 0,68 persen, menjadi ditutup di 13.689,57 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan jasa-jasa komunikasi dan teknologi memimpin penurunan yang masing-masing melemah 1,0 persen dan 0,83 persen. Sektor utilitas dan material memimpin penguatan dengan masing-masing naik 0,53 persen dan 0,11 persen. Saham-saham AS tergelincir pada Jumat (16/6/2023) tetapi tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan setelah jeda hawkish Fed pada Rabu (14/6/2023). Wall Street tampaknya menyambut tanda-tanda bahwa siklus pengetatan Fed telah membantu meredakan tekanan harga, sementara dua pejabat Fed memperingatkan bahwa bank sentral mungkin harus menaikkan suku bunga lebih lanjut buat menjinakkan inflasi.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Jumat (16/6/2023) bahwa "inflasi inti tidak bergerak, dan itu mungkin akan membutuhkan pengetatan lebih banyak untuk mencoba menurunkannya." Sementara itu, Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin mengatakan bahwa inflasi tetap "terlalu tinggi" dan "Jika data yang datang tidak mendukung cerita itu (inflasi mereda), saya merasa nyaman melakukan lebih banyak."
"Saham-saham AS siap untuk akhir pekan yang panjang ketika para pedagang kelelahan dari minggu yang penuh dengan peristiwa berdampak tinggi sekalipun tidak menggagalkan momentum dalam ekuitas. Sikap hawkish The Fed diikuti oleh pengingat hawkish lebih lanjut oleh Barkin dan Waller," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.
Pedagang memutuskan untuk mengambil beberapa keuntungan dari meja setelah reli yang kuat, catat Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire. Sambil mempertimbangkan pernyataan pejabat Fed, investor juga memperhatikan data terkait konsumen terbaru.
University of Michigan melaporkan pada Jumat (16/6/2023) bahwa indeks sentimen konsumen naik pada Juni ke level tertinggi empat bulan di 63,9, naik dari 59,2 pada Mei. Sementara itu, ekspektasi inflasi konsumen turun untuk bulan kedua berturut-turut, jatuh menjadi 3,3 persen pada Juni dari 4,2 persen pada Mei.
Baca juga: Saham Inggris untung hari kelima, indeks terkerek 0,19 persen
Baca juga: Saham Jerman berakhir positif, indeks menguat 0,41 persen
"Survei awal sentimen konsumen University of Michigan mendukung harapan untuk soft landing. Ekspektasi inflasi konsumen tahun depan turun dari 4,2 persen menjadi 3,3 persen. Sentimen dan ekspektasi meningkat karena pasar tenaga kerja secara bertahap melemah dan mengikuti optimisme dari kesepakatan utang yang dapat dicapai Kongres. Sulit membayangkan prospek ekonomi AS dapat tetap sehat dan proses disinflasi tetap kokoh," kata Moya.